Cinta kadang tak adil
Bahkan mungkin tak pernah sama sekali
Itulah yang kurasakan selama mencintai
Kenapa cinta yang datang padaku sekeras batu karang?
Tak dapat kulunakkan
Walau yang kuharapkan hanyalah sekedar kesetiaan
Tapi tak mengapa
Lakukan saja apa yang kau inginkan
Meski itu menyakitkan untukku
Asalkan kau bahagia
Hanya tangis yang setiap hari
Kutabung tetes demi tetesnya
Sementara cinta yang kupuja-puja
Melontarkan senyum dan tawa pada dunianya
Sesulit itukah mengharapkan untuk dihargai?
Mengharapkan seteguk kepuasan dari yang namanya cinta
Pedih hal biasa
Bebal menahan teriakan dari rasa jera untuk mencintai
Harus sebesar apa lagi kasih yang harus kuumbarkan di hadapanmu
Agar kau mengerti betapa cinta yang kuharapkan
Hanyalah sekedar kesetiaan dan keadilan
Haruskah aku menjelma untuk sebuah benda mati
Yang terus membisu dalam sebuah kebodohan tanpa perhatian?
Cinta yang kuagung-agungkan, kubanggakan, kutinggikan, kupuja-puja
Seakan buta tak melihat sejuta perhatianku
Sama butanya dengan diriku
Aku yang tidak bisa bedakan kebenaran dan kesalahan di depan mataku
Kau umbar-umbar tingkah kejammu dengan duniamu
Di depanku yang menyimpan beribu senyum palsu
Lihat kebahagiaanmu dengan pribadimu
Kenapa aku harus mencintai?
Seandainya bisa aku lebih memilih sendiri
Tanpa cinta yang selalu beri ketidakadilan itu
Aku nyaris menyerah
Cinta yang kupertahankan malah tak pernah menatap ketulusan yang selalu kusuguhkan
Aku benci
Dengan cinta yang telah mempermainkan hati
Kebodohan besar yang kusadari
Tapi membisu menahan kenyataan
Yang bahkan kulihat di depan mata
Tawa, senyum, dan bahagia
Cintaku merasakan semuanya
Terpancar dari mata indah yang kucintai sekaligus kubenci
Terjatuh bukan cobaan baru yang kurasakan
Tergoncang oleh kesakitan demi sebuah kesetiaan dan kepuasan
Yang kukejar-kejar dari cinta yang selalu kubanggakan
Ke mana aku harus berlari?
Cinta yang seharusnya menjadi tempat peraduanku dari segala macam ujian
Malah menjadi penyebab dari sedemikian luka yang mengotori hati
Cintaku, penghancur hatiku..
+Puisi Artikel +puisi cinta +PUISI CINTA +puisi sastra +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan +sastra, olahraga, curhat, puisi
Bahkan mungkin tak pernah sama sekali
Itulah yang kurasakan selama mencintai
Kenapa cinta yang datang padaku sekeras batu karang?
Tak dapat kulunakkan
Walau yang kuharapkan hanyalah sekedar kesetiaan
Tapi tak mengapa
Lakukan saja apa yang kau inginkan
Meski itu menyakitkan untukku
Asalkan kau bahagia
Hanya tangis yang setiap hari
Kutabung tetes demi tetesnya
Sementara cinta yang kupuja-puja
Melontarkan senyum dan tawa pada dunianya
Sesulit itukah mengharapkan untuk dihargai?
Mengharapkan seteguk kepuasan dari yang namanya cinta
Pedih hal biasa
Bebal menahan teriakan dari rasa jera untuk mencintai
Harus sebesar apa lagi kasih yang harus kuumbarkan di hadapanmu
Agar kau mengerti betapa cinta yang kuharapkan
Hanyalah sekedar kesetiaan dan keadilan
Haruskah aku menjelma untuk sebuah benda mati
Yang terus membisu dalam sebuah kebodohan tanpa perhatian?
Cinta yang kuagung-agungkan, kubanggakan, kutinggikan, kupuja-puja
Seakan buta tak melihat sejuta perhatianku
Sama butanya dengan diriku
Aku yang tidak bisa bedakan kebenaran dan kesalahan di depan mataku
Kau umbar-umbar tingkah kejammu dengan duniamu
Di depanku yang menyimpan beribu senyum palsu
Lihat kebahagiaanmu dengan pribadimu
Kenapa aku harus mencintai?
Seandainya bisa aku lebih memilih sendiri
Tanpa cinta yang selalu beri ketidakadilan itu
Aku nyaris menyerah
Cinta yang kupertahankan malah tak pernah menatap ketulusan yang selalu kusuguhkan
Aku benci
Dengan cinta yang telah mempermainkan hati
Kebodohan besar yang kusadari
Tapi membisu menahan kenyataan
Yang bahkan kulihat di depan mata
Tawa, senyum, dan bahagia
Cintaku merasakan semuanya
Terpancar dari mata indah yang kucintai sekaligus kubenci
Terjatuh bukan cobaan baru yang kurasakan
Tergoncang oleh kesakitan demi sebuah kesetiaan dan kepuasan
Yang kukejar-kejar dari cinta yang selalu kubanggakan
Ke mana aku harus berlari?
Cinta yang seharusnya menjadi tempat peraduanku dari segala macam ujian
Malah menjadi penyebab dari sedemikian luka yang mengotori hati
Cintaku, penghancur hatiku..
+Puisi Artikel +puisi cinta +PUISI CINTA +puisi sastra +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan +sastra, olahraga, curhat, puisi