Dear Past, Thank You for All The Lesssons

There is no time to see backwards. Your future is still pure enough.

The only thing worse than being blind is having sight but no vision

When something bad happens, you have three choices. You can either let it define you, let it destroy you, or you can let it strengthen you.

Do You Know? You are Your Own Hero. Be Brave!

Don't die from a broken heart.

It is Never Too Late to be What You Might Have Been

If you were not happy with yesterday, try something different today. Don't stay stuck.

Things Work Out Best for Those Who Makes The Best of How Things Work Out.

Just believe in yourself. Even if you don't, pretend that you do, and at some point, you will.

If reading is HOT and writing is COOL. Therefore, read my writing is an awesome thing.

Senin, 17 September 2018

Mornin Sunshine

Tadi malam aku bermimpi. Aku melihat diriku merayakan ulang tahunnya yang ke-30 dengan begitu bahagia. Banyak orang yang hadir di sana. Aku berdiri sebagai seorang motivator yang dikagumi mereka semua.

Dalam kata sambutan, aku mengatakan: "morniiiiiiiinnnnnnn."

Lalu mereka menjawab: "mornin sunshine."

Kamis, 13 September 2018

Me

You said you miss me.
So do i.
I miss me.

Selasa, 04 September 2018

Bukannya kau yang butuh aku setelah dewasa?

Ada teman yang suka kamu. Kita bertiga naik sebuah kendaraan yang aku pun tak tahu itu kendaraan apa. Kau yang mengemudi, aku di tengah, dia di belakang.

Aku tanya dia, "Do you love him?"
Dia tersipu malu, dan aku cuma bisa tertawa di belakangmu.
Aku jawab, "Nanti kita bicarakan setelah sampai di tempat tujuan."

Lalu di suatu tempat kau berhenti. Kurasa itu pasar. Kulihat banyak orang yang lalu lalang. Kau menoleh ke arahku, dan bilang, "Jangan kau jodohkan aku dengan dia. Bukannya kau yang butuh aku setelah dewasa?"

Aku langsung merasa seperti begitu kecil. Aku tertunduk dan seperti menyadari bahwa aku sebenarnya tak pernah mau kehilanganmu.

Setelah itu aku terbangun. Lagi-lagi aku bermimpi. 


"Cuma mimpi," kataku dalam hati sambil mengingat wajahmu yang kurindukan. 
Aku senang. Setidaknya kau menyadari bahwa aku membutuhkanmu.

Turunlah, aku akan menangkapmu, aku di sini

Aku duduk di atas sebuah kayu yang tinggi. Di bawah aku bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Langitnya cerah. Biru dan begitu bersih. Kuterima pesanmu, kamu bercerita tentang lagumu yang berubah karena seorang teman, dan kamu sangat tidak menyukai perubahan itu. Katamu itu seperti sangat bukan dirimu.

Tiba-tiba petir menyambar. Aneh, cuacanya seketika berubah menjadi sangat tidak ramah, padahal langitnya masih tetap biru dan secerah yang tadi. Kulihat ke belakang, ada seseorang yang duduk di atas kayu yang lebih tinggi dariku, dan dia menyarankan aku untuk turun karena dia bilang ini berbahaya.

Aku pergi. Kujalani jalan itu dan di depan kita bertemu. Sekilas kutanyakan tentang pesanmu, tentunya setelah aku menggenggam tanganmu dengan senyum yang sangat bahagia karena bisa melihatmu.

Tak lama setelah itu kita pergi. Kali ini kita melewati sebuah jalan dengan tikungan yang sangat tajam. Jalannya juga sempit. Di sebelah kiri tebing, dan di kanan jurang. Tepat di tikungan itu, sebuah food truck berhenti. Dia berjualan tepat di tikungan dekat dengan jurang. Dari depan, sebuah mobil datang melaju. Aku bilang padamu, "tunggu sebentar, biar mobilnya lewat duluan". Karena sempitnya jalan, aku takut kita bisa terjepit di antara food truck, tebing, dan mobil yang akan lewat. 

Kamu berhenti. Aku tepat di belakangmu. Sayangnya, mobil itu jatuh ke jurang. Kamu berjalan mendekati jurang itu, ingin melihat mobil yang jatuh. Aku mengikutimu dari belakang, dan masih sempat menyalahkan kenapa food truck itu berhenti tepat di tikungan jalan. Aku melihat ke bawah, mobil sedan warna hitam itu sudah ada di dasar jurang. Tiba-tiba aku terpeleset. Kupegangi pembatas jalan sambil mencoba bertahan dengan kedua tanganku yang menggantung. Aku bisa merasakan bahwa tekadku kuat untuk jangan sampai jatuh. Sebentar kemudian kau sudah ada di bawah. Dan seketika jurang itu tak setinggi yang terlihat di awal. Kau bilang, "turunlah, aku akan menangkapmu, aku di sini." 

Aku percaya padamu. Kulepaskan tanganku yang sejak tadi memegangi pembatas jalan itu, dan dari bawah kau meraihku.

Tiba-tiba aku terbangun. Ternyata cuma mimpi. "Terima kasih," ucapku.