Aku duduk di atas sebuah kayu yang tinggi. Di bawah aku bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Langitnya cerah. Biru dan begitu bersih. Kuterima pesanmu, kamu bercerita tentang lagumu yang berubah karena seorang teman, dan kamu sangat tidak menyukai perubahan itu. Katamu itu seperti sangat bukan dirimu.
Tiba-tiba petir menyambar. Aneh, cuacanya seketika berubah menjadi sangat tidak ramah, padahal langitnya masih tetap biru dan secerah yang tadi. Kulihat ke belakang, ada seseorang yang duduk di atas kayu yang lebih tinggi dariku, dan dia menyarankan aku untuk turun karena dia bilang ini berbahaya.
Aku pergi. Kujalani jalan itu dan di depan kita bertemu. Sekilas kutanyakan tentang pesanmu, tentunya setelah aku menggenggam tanganmu dengan senyum yang sangat bahagia karena bisa melihatmu.
Tak lama setelah itu kita pergi. Kali ini kita melewati sebuah jalan dengan tikungan yang sangat tajam. Jalannya juga sempit. Di sebelah kiri tebing, dan di kanan jurang. Tepat di tikungan itu, sebuah food truck berhenti. Dia berjualan tepat di tikungan dekat dengan jurang. Dari depan, sebuah mobil datang melaju. Aku bilang padamu, "tunggu sebentar, biar mobilnya lewat duluan". Karena sempitnya jalan, aku takut kita bisa terjepit di antara food truck, tebing, dan mobil yang akan lewat.
Kamu berhenti. Aku tepat di belakangmu. Sayangnya, mobil itu jatuh ke jurang. Kamu berjalan mendekati jurang itu, ingin melihat mobil yang jatuh. Aku mengikutimu dari belakang, dan masih sempat menyalahkan kenapa food truck itu berhenti tepat di tikungan jalan. Aku melihat ke bawah, mobil sedan warna hitam itu sudah ada di dasar jurang. Tiba-tiba aku terpeleset. Kupegangi pembatas jalan sambil mencoba bertahan dengan kedua tanganku yang menggantung. Aku bisa merasakan bahwa tekadku kuat untuk jangan sampai jatuh. Sebentar kemudian kau sudah ada di bawah. Dan seketika jurang itu tak setinggi yang terlihat di awal. Kau bilang, "turunlah, aku akan menangkapmu, aku di sini."
Aku percaya padamu. Kulepaskan tanganku yang sejak tadi memegangi pembatas jalan itu, dan dari bawah kau meraihku.
Tiba-tiba aku terbangun. Ternyata cuma mimpi. "Terima kasih," ucapku.