Hai blog ku yang sudah lama gak diupdate, maaf ya sayang, aku sibuk kali kemarin-kemarin. Mau bagi cerita soal Olimpiade Brawijaya. Langsung aja ya.
Jadi ceritanya pas tanggal 29 Agustus kemarin Bang Hara chat aku di BBM, katanya sih ada kabar baik. Dan ternyata kabar baiknya itu tentang Olimpiade Brawijaya cabang Newscasting. Newscasting itu semacam pembawa acara berita yang penyampaiannya 100 persen dengan Bahasa Inggris. Jujur jadi pembawa acara berita merupakan salah satu keinginanku yang sangat besar sejak kelas 2 SMP. Makanya responku sama kabar yang dikasih Bang Hara itu langsung senang banget, I mean, itu bukan cuma kabar baik buatku, tapi kabar yang sangat sangat baik. Di awal aku memang sempat ragu, yang selama ini kubayangkan adalah jadi pembawa acara berita dengan Bahasa Indonesia, gak pernah sama sekali terbayangkan bakal bawa berita pakai Bahasa Inggris. Yang pertama kali kuberitahu adalah mama, meminta saran dan nasihat dari dia. Mama kasih respon positif, bahkan kalau aku boleh bilang, mama lebih optimis dibandingkan aku, kesenangannya dengar berita itu bahkan lebih daripada kesenangan yang kurasakan sendiri.
Malam itu juga aku langsung buka situs web Olimpiade Brawijaya. Yang kudapati tentang Newscasting adalah:
1. Membawakan berita yang teksnya sudah disiapkan masing-masing peserta dengan waktu yang sudah ditentukan secara berpasang-pasangan per fakultas.
2. Membawakan berita yang teksnya akan disediakan oleh panitia dan baru akan diberikan sewaktu giliran tampilnya.
3. Membawakan Direct Report (reporter) yang temanya baru akan diberikan saat pertandingan.
Itu masih tentang kompetisi Newscasting tahun lalu, untuk peraturan tahun ini pengumumannya belum terupdate, aku masih belum tahu apa bakal ada perubahan atau tetap menggunakan 3 kriteria di atas. Satu yang pasti, jujur aku optimis untuk kriteria di angka 1 dan angka 2 nya, tapi malah sebaliknya, merasa pesimis untuk membawakan direct report (angka 3). Alasannya aku merasa kalau vocabulary ku masih sangat kurang, padahal seharusnya yang diandalkan untuk direct report adalah banyaknya perbendaharaan kata kita dalam Bahasa Inggris. Itu sebenarnya yang menjadi titik pusat keraguanku untuk melangkah maju ikut kompetisi.
Setelah dukungan dari keluarga terlebih-lebih mama, aku juga dapat motivasi yang terbilang besar dari si doi, Samuel. Keraguanku langsung ditepis sama dia. Samuel bilang aku harus coba dulu semaksimal mungkin. Jangan langsung nyerah sebelum peperangan dimulai. Yang terpenting adalah usaha. Masuk atau tidak itu urusan belakangan. Katanya wonder woman, tapi kalau langsung ngerasa kalah sebelum bertanding, bukan wonder woman lagi namanya. Haha
Tanggal 8 September. Saat itu kebetulan aku lagi menghadiri general meeting di AEC (Administration English Club) di kampus. Setelah selesai rapat, Ka Veni yang selaku official Newscasting langsung mengajakku berbicara, memberitahukan seluk-beluk newscasting dan menanyakan kesediaanku bergabung untuk diseleksi dulu. Tanpa pikir panjang, saat itu aku langsung bersedia ikut. Hal yang belum kuketahui sebelumnya, ternyata untuk lomba cabang newscasting itu akan dikirimkan 2 orang per fakultas, 1 perempuan dan 1 laki-laki. Dan untuk newscasting, fakultas sudah menyerahkan keputusannya kepada AEC. Dan tebak saja, AEC sudah menentukan perwakilan laki-lakinya, dan memilih 2 kandidat perempuan yang untuk diseleksi kembali, yaitu saya dan Bepe.
Tanggal 10 September. Itu adalah tanggal seleksi antara aku dan Bepe. Bukan sombong, tapi aku optimis merasa lebih unggul dari temanku yang kebetulan sama-sama anak Pajak itu. Hasil seleksi akan diberitahukan malamnya, dan Puji Tuhan, ini pesan yang kuterima dari Ka Veni sekitar pukul 8 malam:
Hi, good evening. Congratulation for being a delegation of AEC for newscasting, OB. Don't forget to always practice before the day is coming.
Setelah melengkapi semua persyaratan, akhirnya sah, aku dan temanku Galih menjadi delegasi FIA di Olimpiade Brawiajaya cabang newscasting. Tanggal 15 September kami mengikuti Technical Meeting di Lobby EM sekitar pukul 3 sore. Perubahan yang kami dapati adalah bahwa setiap delegasi dari masing-masing fakultas tidak lagi dijadikan berpasang-pasangan, melainkan maju sendiri-sendiri dan mengumpulkan nilainya masing-masing. Mungkin bagi sebagian dari mereka itu adalah berita buruk, tapi untukku, itu malah berita yang baik. Newscasting diadakan selama 2 hari. Tanggal 29 dan 30 September. Perubahan kedua dari tahun sebelumnya adalah terkait dengan kriteria lomba, dan ini kriteria untuk tahun ini:
1. Membawakan berita yang naskahnya sudah dibagikan oleh panitia pada saat Technical Meeting. Menurutku ini sangat memudahkan peserta, karena kami dapat melatihnya di rumah dan mempunyai banyak waktu untuk menguasai naskah kami sendiri.
2. Weather Forecast. Kami dituntut untuk bisa membawakan berita ramalan cuaca yang weather map-nya sendiri sudah dibagikan sewaktu technical meeting.
3. Talkshow. Kami dituntut untuk membawakan sebuah acara talkshow yang di mana narasumber yang akan kami wawancarai nanti akan diberitahukan sehari sebelum pertandingan.
Setelah pengundian nomor, aku sendiri mendapat urutan ke-7 dengan membawakan berita yang berjudul Pekanbaru blanketed by Fog. Jujur aja waktu itu aku terbilang cukup puas dapat berita ini, karena passion yang kupunya lebih terlihat meyakinkan dengan berita bernaskah buruk, bukan berita yang bernaskah have fun. Haha. Kalau weather forecast-nya, setiap peserta dapat map yang sama. Yah, kira-kira begitulah.
Setelah punya naskah news reading dan map buat weather forecast yang fixed, Ka Veni langsung menyerahkan aku dan Galih kepada Mba Fay, alumni AEC yang udah pernah pengalaman dalam newscasting competition. And guess what, Mba Fay itu cool banget, dan cara dia baca berita itu interesting juga pake banget. H-1 minggu sebelum perang, Mba Fay kembali melempar kami ke Ka Veni. Duh, ilmu yang aku dapat dari mereka berdua itu "sesuatu" kalau kata Syahrini.
29 September. Tibalah tanggal mainnya, here we go! Pagi-pagi sekali sekitar pukul 5 aku udah bangun dan langsung mandi. Sedikit polesan make up dibantu sama Octy dan Lidya setelah aku selesai berpakaian. Sekitar jam 7 aku langsung cusss ke Gedung Rektorat. Di halaman depan, aku menjumpai Ka Veni yang ternyata udah duluan sampai daripada aku. Karena Galih lama, akhirnya kami naik duluan ke lantai 2, UB TV. Wow wow wow!!
Tingkat pede ku gak menciut sama sekali, bisa dibilang malah bisa diandalkan. Saat re-registrasi di depan UB tv, rasanya tuh kita pengen ngomong ke panitianya: "Hey, ini loh aku delegasi dari FIA mau bawa berita," wkwk, sipanggaron kalau kata orang Batak.
Finally, dimulailah kompetisinya dengan sambutan awal dari MC. Kemudian 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan akhirnya giliranku, 7. Begin to feel worry, but not too much. Cukup puas.
Setelah itu pengumuman siapa 8 orang dari 32 peserta yang lolos ke babak final. Thank God, namaku salah satunya. But unfortunately, Galih failed sampai di situ. Kembali mengundi urutan, sekalian pemilihan narasumber yang akan kita wawancarai di talkshow besok. Whaaaaattttt? Aku dapat topik dengan tema "Healthy" dan harus mewawancarai "Dokter Boyke" dengan urutan ke-5. Yang pastinya, bukan Dokter Boyke sungguhan. Digantikan sama anak Formasi, Forum English se-UB di kampus.
Googling, googling, googling. Setelah dapat banyak referensi tentang Dokter Boyke dari Om Google, finally aku udah menyusun beberapa pertanyaan yang bakal kutanyakan besok di talkshow. Notabene pertanyaan menyangkut seksualitas, sesuai bidangnya si dokter. Yuppp, funny enough.
30 September. Kali ini aku gak ditemani sama Ka Veni. Galih juga berhalangan ikut untuk menyaksikan perang hari kedua ini. Yang ada di sana kala itu adalah Mba Mely, ketua AEC, Ka Gilrita, Codiv Internal, Rama, member internal dan Rima. Ternyata membawakan talkshow terasa lebih nervous daripada news reading+weather forecast. But once again, Thank God, i did it!
Announcement!! Announcement!! Jeng..jengg.. Namaku yang pertama kali muncul di layar dan di atas nama itu ada tertulis "JUARA III" My God, aku tepuk tangan sebentar sambil bilang "yeeeyyyy" kemudian selesai. Speechless agak lama. Baru sadar lagi setelah Mba Mely kasih romantic hugging sambil nyalam dan bilang selamat. Yang lain juga ikut cipika-cipiki.
Maju ke depan. Foto Session. Verbal adjudication. Tebar senyum semanis mungkin. And then, go home. Sebelum itu singgah dulu di AEC kasih kabar baik ini.
Masih tetap gak nyangka. Aku langsung cek BBM, wow, banyak yg PM nya bilang proud sama aku. Samuel, Bernard, Eva, juga ganti DP pake fotoku megang sterofoam bertuliskan "JUARA III". Senang banget, bangga sama diri sendiri. Bangga sama orang-orang yang ikut support di belakangku.
Medali perunggu ini untukmu fakultasku, Fakultas Ilmu Administrasi, untuk AEC, terkhusus Ka Veni dan Mba Fay. Untuk Bang Hara yang merekomendasikanku. Untuk keluargaku terkhusus mama. Untuk Samuel, yang melambungkan tinggi keoptimisanku. Untuk teman-temanku yang udah bantuin, terkhusus Octy dan Lidya.
Dan untukmu penciptaku.
Haleluyaa!!
Tanggal 8 September. Saat itu kebetulan aku lagi menghadiri general meeting di AEC (Administration English Club) di kampus. Setelah selesai rapat, Ka Veni yang selaku official Newscasting langsung mengajakku berbicara, memberitahukan seluk-beluk newscasting dan menanyakan kesediaanku bergabung untuk diseleksi dulu. Tanpa pikir panjang, saat itu aku langsung bersedia ikut. Hal yang belum kuketahui sebelumnya, ternyata untuk lomba cabang newscasting itu akan dikirimkan 2 orang per fakultas, 1 perempuan dan 1 laki-laki. Dan untuk newscasting, fakultas sudah menyerahkan keputusannya kepada AEC. Dan tebak saja, AEC sudah menentukan perwakilan laki-lakinya, dan memilih 2 kandidat perempuan yang untuk diseleksi kembali, yaitu saya dan Bepe.
Tanggal 10 September. Itu adalah tanggal seleksi antara aku dan Bepe. Bukan sombong, tapi aku optimis merasa lebih unggul dari temanku yang kebetulan sama-sama anak Pajak itu. Hasil seleksi akan diberitahukan malamnya, dan Puji Tuhan, ini pesan yang kuterima dari Ka Veni sekitar pukul 8 malam:
Hi, good evening. Congratulation for being a delegation of AEC for newscasting, OB. Don't forget to always practice before the day is coming.
Setelah melengkapi semua persyaratan, akhirnya sah, aku dan temanku Galih menjadi delegasi FIA di Olimpiade Brawiajaya cabang newscasting. Tanggal 15 September kami mengikuti Technical Meeting di Lobby EM sekitar pukul 3 sore. Perubahan yang kami dapati adalah bahwa setiap delegasi dari masing-masing fakultas tidak lagi dijadikan berpasang-pasangan, melainkan maju sendiri-sendiri dan mengumpulkan nilainya masing-masing. Mungkin bagi sebagian dari mereka itu adalah berita buruk, tapi untukku, itu malah berita yang baik. Newscasting diadakan selama 2 hari. Tanggal 29 dan 30 September. Perubahan kedua dari tahun sebelumnya adalah terkait dengan kriteria lomba, dan ini kriteria untuk tahun ini:
1. Membawakan berita yang naskahnya sudah dibagikan oleh panitia pada saat Technical Meeting. Menurutku ini sangat memudahkan peserta, karena kami dapat melatihnya di rumah dan mempunyai banyak waktu untuk menguasai naskah kami sendiri.
2. Weather Forecast. Kami dituntut untuk bisa membawakan berita ramalan cuaca yang weather map-nya sendiri sudah dibagikan sewaktu technical meeting.
3. Talkshow. Kami dituntut untuk membawakan sebuah acara talkshow yang di mana narasumber yang akan kami wawancarai nanti akan diberitahukan sehari sebelum pertandingan.
Setelah pengundian nomor, aku sendiri mendapat urutan ke-7 dengan membawakan berita yang berjudul Pekanbaru blanketed by Fog. Jujur aja waktu itu aku terbilang cukup puas dapat berita ini, karena passion yang kupunya lebih terlihat meyakinkan dengan berita bernaskah buruk, bukan berita yang bernaskah have fun. Haha. Kalau weather forecast-nya, setiap peserta dapat map yang sama. Yah, kira-kira begitulah.
Setelah punya naskah news reading dan map buat weather forecast yang fixed, Ka Veni langsung menyerahkan aku dan Galih kepada Mba Fay, alumni AEC yang udah pernah pengalaman dalam newscasting competition. And guess what, Mba Fay itu cool banget, dan cara dia baca berita itu interesting juga pake banget. H-1 minggu sebelum perang, Mba Fay kembali melempar kami ke Ka Veni. Duh, ilmu yang aku dapat dari mereka berdua itu "sesuatu" kalau kata Syahrini.
29 September. Tibalah tanggal mainnya, here we go! Pagi-pagi sekali sekitar pukul 5 aku udah bangun dan langsung mandi. Sedikit polesan make up dibantu sama Octy dan Lidya setelah aku selesai berpakaian. Sekitar jam 7 aku langsung cusss ke Gedung Rektorat. Di halaman depan, aku menjumpai Ka Veni yang ternyata udah duluan sampai daripada aku. Karena Galih lama, akhirnya kami naik duluan ke lantai 2, UB TV. Wow wow wow!!
Tingkat pede ku gak menciut sama sekali, bisa dibilang malah bisa diandalkan. Saat re-registrasi di depan UB tv, rasanya tuh kita pengen ngomong ke panitianya: "Hey, ini loh aku delegasi dari FIA mau bawa berita," wkwk, sipanggaron kalau kata orang Batak.
Finally, dimulailah kompetisinya dengan sambutan awal dari MC. Kemudian 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan akhirnya giliranku, 7. Begin to feel worry, but not too much. Cukup puas.
Setelah itu pengumuman siapa 8 orang dari 32 peserta yang lolos ke babak final. Thank God, namaku salah satunya. But unfortunately, Galih failed sampai di situ. Kembali mengundi urutan, sekalian pemilihan narasumber yang akan kita wawancarai di talkshow besok. Whaaaaattttt? Aku dapat topik dengan tema "Healthy" dan harus mewawancarai "Dokter Boyke" dengan urutan ke-5. Yang pastinya, bukan Dokter Boyke sungguhan. Digantikan sama anak Formasi, Forum English se-UB di kampus.
Googling, googling, googling. Setelah dapat banyak referensi tentang Dokter Boyke dari Om Google, finally aku udah menyusun beberapa pertanyaan yang bakal kutanyakan besok di talkshow. Notabene pertanyaan menyangkut seksualitas, sesuai bidangnya si dokter. Yuppp, funny enough.
30 September. Kali ini aku gak ditemani sama Ka Veni. Galih juga berhalangan ikut untuk menyaksikan perang hari kedua ini. Yang ada di sana kala itu adalah Mba Mely, ketua AEC, Ka Gilrita, Codiv Internal, Rama, member internal dan Rima. Ternyata membawakan talkshow terasa lebih nervous daripada news reading+weather forecast. But once again, Thank God, i did it!
Announcement!! Announcement!! Jeng..jengg.. Namaku yang pertama kali muncul di layar dan di atas nama itu ada tertulis "JUARA III" My God, aku tepuk tangan sebentar sambil bilang "yeeeyyyy" kemudian selesai. Speechless agak lama. Baru sadar lagi setelah Mba Mely kasih romantic hugging sambil nyalam dan bilang selamat. Yang lain juga ikut cipika-cipiki.
Maju ke depan. Foto Session. Verbal adjudication. Tebar senyum semanis mungkin. And then, go home. Sebelum itu singgah dulu di AEC kasih kabar baik ini.
Masih tetap gak nyangka. Aku langsung cek BBM, wow, banyak yg PM nya bilang proud sama aku. Samuel, Bernard, Eva, juga ganti DP pake fotoku megang sterofoam bertuliskan "JUARA III". Senang banget, bangga sama diri sendiri. Bangga sama orang-orang yang ikut support di belakangku.
Medali perunggu ini untukmu fakultasku, Fakultas Ilmu Administrasi, untuk AEC, terkhusus Ka Veni dan Mba Fay. Untuk Bang Hara yang merekomendasikanku. Untuk keluargaku terkhusus mama. Untuk Samuel, yang melambungkan tinggi keoptimisanku. Untuk teman-temanku yang udah bantuin, terkhusus Octy dan Lidya.
Dan untukmu penciptaku.
Haleluyaa!!
0 komentar:
Posting Komentar