Saya
bergabung dalam kepanitiaan acara English Parade 2015. Itu adalah sebuah
kompetisi Debat Bahasa Inggris Nasional yang diselenggarakan oleh organisasi
saya di fakultas, Administration English Club. Dalam kepanitiaan tersebut, saya
menjabat menjadi seorang koordinator dari divisi LO (Liaison Officer). Divisi
ini sendiri adalah suatu divisi yang disebut-sebut sebagai divisi paling
berpengaruh dan merupakan cermin dari seluruh panitia English Parade. Tugas LO
antara lain adalah memoderatori dan membawa jalannya proses debat. Karena kami
adalah panitia yang berhadapan secara langsung dengan para debater-nya, itu
mengapa kami disebut sebagai cermin dari kepanitiaan ini. Divisi LO merupakan
divisi yang mempunyai staf yang paling banyak. Saya sendiri mempunyai 16 staf
yang harus saya latih selama kurang lebih 2 bulan. Memimpin banyak anggota
ternyata sedikit banyak mempunyai tantangan. Banyak suka dukanya di sana.
Tetapi yang paling saya rasakan justru tentang sukanya. Saya banyak memetik
pelajaran dari sini. Semuanya bukan hanya bercerita tentang usaha saya dalam
melatih kecakapan mereka menjadi seorang chair person atau time keeper dalam
suatu sesi debat, melainkan tentang kebersamaan. Lebih banyak saya menganggap
mereka sebagai anak, bukan sebagai staf. Saya merasa bahwa mereka adalah
tanggung jawab saya. Satu minggu sebelum acara berlangsung, saya harus pergi ke
Depok untuk mengikuti kompetisi Newscasting di UI, dan terpaksa meninggalkan
mereka, yang seharusnya malah di satu minggu terakhir inilah latihan mereka
diperbanyak. Keputusan akhirnya adalah saya mengkoordinir mereka untuk simulasi
tanpa saya dengan terus memantau perkembangan mereka di sela-sela kesibukan
saya di Depok. Saya pikir menjadi seorang pemimpin itu bukan hanya tentang
bagaimana usaha kamu untuk mencapai tujuan kelompokmu, tapi juga tentang
bagaimana kamu bisa bertanggung jawab dan berbaur sebagai satu kesatuan tim
yang utuh.