Mungkin
memang kau masih menginginkanku untuk kembali. Kau berpikir untuk mengulang
kisah kita dan berharap semua kenangan itu bisa kita terjemahkan lagi untuk
hari ini, esok dan selamanya. Tapi cara yang kau ciptakan begitu buruk sayang.
Kupikir kau belum bisa mengerti apa yang kumau, atau malah tak akan pernah
bisa. Kau memperlakukan masa itu dengan begitu baik di awalnya. Hingga aku
merasakan sendiri pahit yang kau bawa ketika akhirnya kau kikis habis semua
rasa pedulimu padaku. Aku tak bisa pertahankan. Ketika semuanya berubah menjadi
sebegitu buruknya, bukan saja aku merindukan semua kasih dan sayang itu, tapi
aku juga mengasihani diriku sendiri. Yang selalu merasa tak diistimewakan lagi
olehmu yang dulu selalu memperlakukanku betul dengan sangat baiknya.
Aku
tak mau sia-sia. Hanya itu saja. Kau bahkan tega melakukannya tepat di depanku.
Di mana bentuk penghargaanmu padaku?
Tapi
tak seperti ini sayang. Kau terlalu banyak memuji dirimu. Dengan semua yang
pernah kau berikan dulu, kau pikir itu begitu menjamin perasaanku untuk selalu
tak bisa beranjak darimu. Bangun sayang. Kau terlalu egois. Kau coba
menyombongkan semua yang kau punya. Berharap bisa memenangkan kembali hatiku
tanpa kau coba memahami seperti apa keadaanku saat ini tanpamu.
Hidupku
sudah berbeda. Aku sudah berbeda sayang. Kau yang meminta ini. Kau yang
menciptakan semua ini. Kau bilang kau ingin aku untuk menjadi lebih kuat. Tak
lemah saat kisah itu memang akan lenyap seperti yang kau maksudkan. Sepertinya
kau tak menyangka aku bisa berlari secepat itu untuk kemudian bisa bangkit dan
pergi melarikan diri dari bayanganmu. Kau salah besar sayang.
Aku
bahkan tak pernah mengira bahwa aku akan baik-baik saja setelah semua itu
terjadi. Sejak malam di hari sabtu itu. Kekhawatiran pertamaku kemarin adalah
tentang siapa yang akan menggantikanku. Tentang siapa yang akan menjadi
pasangan barumu. Kau tak pernah tahu selepas apa air mata yang kutangiskan
karena terbawa arus pikiran itu. Sementara mungkin di saat itu tak banyak kau
memikirkanku. Lebih sibuk sendiri dengan teman-teman dan duniamu. Ya, dunia
selain diriku. Sekarang aku berbeda sayang. Aku bukan yang dulu lagi. Seluruh
kalut yang pernah ada dulu, mereka sudah pergi digantikan oleh tawa lepas
bersama dunia baruku. Kini aku tak takut sendiri lagi. Bahkan telah kunikmati
dengan mantab hidupku kini. Kesibukanku, teman-temanku, perjalananku, mereka
semua lebih menarik perhatianku ketimbang bayanganmu.
Silakan
beranjak mundur. Aku tak harapkan kau terus menunggu di gerbang penantian itu.
Cari yang ingin kau cari. Lakukan yang kau suka. Semuanya akan lebih baik tanpa
kekanganku lagi. Tanpa kuperingati lagi bahwa aku tak suka dengan apa yang kau
rasa menarik. Kau yang putuskan jalanmu kini tanpa harus sedikit pun aku akan
turut campur tangan dengan pilihanmu sendiri.
Aku
tak mau banyak hal akan terjadi dengan resiko yang lebih besar. Perbedaan itu
terlalu sukar untuk kita berdua rubuhkan jika prinsip kita berdua sama-sama
teguh dan tak ingin mengalah. Akan ada saatnya sayang, kita akan bertemu
kembali tanpa ada rasa dalam benakku untuk memilikimu lagi, atau sekedar untuk
menyentuh tanganmu lagi.
Terkadang aku rindu. Tapi aku tahu pasti apa yang kurindukan. Setelah sekian lama aku belajar mengiklaskan, aku betul paham bahwa bukan dirimu yang dibawa datang dalam masa kerinduanku itu. Tapi kenangan. Cuma kenangan itu.
0 komentar:
Posting Komentar