Kamis, 20 Desember 2012
Rabu, 25 Juli 2012
Cintaku dan Jejak Sesalnya
Dalam pilu kupanggil namanya
Ingatan pahit tentang dirinya adalah luka
Terjaring di dalam ikatan rasa yang menghancurkan
Kuakui rasaku untuknya begitu menjelma
Bagai cahaya berwarna keemasan
Namun tak dapat kugenggam
Cinta bagiku hanyalah perenggut kebahagiaan
Tak ada untung, tak ada pentingnya
Yang kudapat hanya luka, hanya pahit juga tangis
Tiap janji adalah dustanya
Tiap indah adalah omong kosongnya
Tak jarang kurasakan panas neraka di ubun-ubun
Mengganggu, merusak, hingga merobek juga menyayat
Sejauh apa aku harus membawa perasaan ini
Kubawa terbang lalu kutinggalkan di atas awan
Biar dia diterpa angin, hujan dan petir
Jatuh ke bumi hancur berkeping tak tersisa
Itu yang kumau
Melupakan semua kisah dengannya
Karena tak ada bahagia
Senyum pun tak aku kenal
Hanya satu yang kutahu
Satu kata penuh makna
Untukku yang terhempas oleh cinta
SESALL
+PUISI CINTA +Puisi Artikel +puisi cinta +puisi manda +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan
Ingatan pahit tentang dirinya adalah luka
Terjaring di dalam ikatan rasa yang menghancurkan
Kuakui rasaku untuknya begitu menjelma
Bagai cahaya berwarna keemasan
Namun tak dapat kugenggam
Cinta bagiku hanyalah perenggut kebahagiaan
Tak ada untung, tak ada pentingnya
Yang kudapat hanya luka, hanya pahit juga tangis
Tiap janji adalah dustanya
Tiap indah adalah omong kosongnya
Tak jarang kurasakan panas neraka di ubun-ubun
Mengganggu, merusak, hingga merobek juga menyayat
Sejauh apa aku harus membawa perasaan ini
Kubawa terbang lalu kutinggalkan di atas awan
Biar dia diterpa angin, hujan dan petir
Jatuh ke bumi hancur berkeping tak tersisa
Itu yang kumau
Melupakan semua kisah dengannya
Karena tak ada bahagia
Senyum pun tak aku kenal
Hanya satu yang kutahu
Satu kata penuh makna
Untukku yang terhempas oleh cinta
SESALL
+PUISI CINTA +Puisi Artikel +puisi cinta +puisi manda +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan
Kamis, 12 Juli 2012
Yang Kubutuhkan
Bertikai antara masa lalu dan masa depanku
Di awan-awan pikiranku melambung
Pilihan tersulit sepanjang masa harus kusebrangi
Mekar tak kunjung mengembang
Hanya kesesakan yang terasa
Kembalikan semua keindahan yang telah memudar
Bahkan telah hilang menghangus di kobaran api
Aku butuh cinta,
perhatian,
perlindungan,
kasih,
sayang,
senyuman,
kebahagiaan,
kelembutan,
dan hati
+Puisi Artikel +puisi cinta +puisi manda +PUISI CINTA +puisi sastra +sastra, olahraga, curhat, puisi +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan
Di awan-awan pikiranku melambung
Pilihan tersulit sepanjang masa harus kusebrangi
Mekar tak kunjung mengembang
Hanya kesesakan yang terasa
Kembalikan semua keindahan yang telah memudar
Bahkan telah hilang menghangus di kobaran api
Aku butuh cinta,
perhatian,
perlindungan,
kasih,
sayang,
senyuman,
kebahagiaan,
kelembutan,
dan hati
+Puisi Artikel +puisi cinta +puisi manda +PUISI CINTA +puisi sastra +sastra, olahraga, curhat, puisi +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan
Minggu, 08 Juli 2012
Pilu dalam Hutan Jenggala
Aku dan diriku
Jatuh bagai ke tengah hutan jenggala
Tak satu pun makhluk Tuhan berakal budi
Kujumpai di hutan luang itu
Tubuhku penuh dengan abuh
Aegrotare seagaknya telah menguasaiku
Acapkali aku tak dapat berdiri
Mampunya hanya sekedar merangkak dan tergeletak
Galaba, pilu, dan sedih
Selalu mengganggu serta gaduh dalam hatiku
Tak sengaja aku seperti telah latih dibuatnya
Seadanya aku terbiasa dengan lara dan ratap
Sekali-kali aku bertanya pada Tuhan
Semuakah makhlukNya berwatak demikian ?
Aku dan diriku waswas tiap kusaksikan sebuah telatah
Tak mau teledor oleh sedikit pun
Aku tak punya kawan apalagi sahabat
Yang kutahu aku hanya berdua dengan diriku
Mestinya aku mampu mengeluarkan pekikan hingga tembus menerjang langit
Tapi amat sangat disesali sebab aku adalah seorang bisu
Sekiranya aku peroleh kawan
Lekas aku pasti berangkat dari jenggala
Berperan untuk drama dalam dunia
Selayaknya makhluk berakal budi di luar sana
+Puisi Artikel +puisi sastra +Puisi Sendu +sastra, olahraga, curhat, puisi
Jatuh bagai ke tengah hutan jenggala
Tak satu pun makhluk Tuhan berakal budi
Kujumpai di hutan luang itu
Tubuhku penuh dengan abuh
Aegrotare seagaknya telah menguasaiku
Acapkali aku tak dapat berdiri
Mampunya hanya sekedar merangkak dan tergeletak
Galaba, pilu, dan sedih
Selalu mengganggu serta gaduh dalam hatiku
Tak sengaja aku seperti telah latih dibuatnya
Seadanya aku terbiasa dengan lara dan ratap
Sekali-kali aku bertanya pada Tuhan
Semuakah makhlukNya berwatak demikian ?
Aku dan diriku waswas tiap kusaksikan sebuah telatah
Tak mau teledor oleh sedikit pun
Aku tak punya kawan apalagi sahabat
Yang kutahu aku hanya berdua dengan diriku
Mestinya aku mampu mengeluarkan pekikan hingga tembus menerjang langit
Tapi amat sangat disesali sebab aku adalah seorang bisu
Sekiranya aku peroleh kawan
Lekas aku pasti berangkat dari jenggala
Berperan untuk drama dalam dunia
Selayaknya makhluk berakal budi di luar sana
+Puisi Artikel +puisi sastra +Puisi Sendu +sastra, olahraga, curhat, puisi
Kamis, 23 Februari 2012
Mengalah di Akhir Kisahku
Sempat kunyalakan pelita rasa
Tersembunyi begitu dalam tapi juga gemilang
Entah apa yang memberanikan ragaku untuk berbuat
Seadanya ku telah lama mengenal wanitanya
Kukatakan tak benar jika karena balas dendam
Dia hanya tahu kalau aku tak begitu dekat
Awalnya karena sakit hati
Kebesaran rasa yang kupersembahkan dikhianati
Tapi kutahu keyakinan tulus hati ada akhirnya
Sampai kurelakan dia pergi mencari cinta tanpa bayanganku
Cintaku berhenti di persimpangan dua insan
Hadir di antara kedua rasa yang telah mengikat janji
Salah atau benar tetap kuanggap benar
Tenggelam bukan berarti aku tak mampu bangkit
Kuputuskan membuka pintu hati
Sedikit kesempatan yang kubuka ternyata menjadi peluang besar
Dia yang mencintaiku, atau kami yang saling memberi rasa ?
Sadar bahwa dia adalah seorang yang telah diikat janji
Membawa rasa dalam perahu ingkar
Kuakui itu sulit
Melawan perasaanku atau pun menurutinya
Cukup bimbang kuhantarkan perahu cintaku
Sempat kututupi tanpa tahu arah arus yang mengalir tak melawan arah
Bukan hitungan hari atau pun minggu
Pelajaran tentang hukum cinta kudalami berbulan-bulan
Hingga di ujung kisah aku harus berhenti
Cintanya terlampau besar
Cukup mudah memberiku perintah untuk pergi
Pergi dari kehidupan seseorang
Yang sempat membantuku keluar dari belenggu kerapuhan
Pergi cintaku
Tak pernah ada janji di atas ingkar
Tak mungkin ada cinta dipaksa terbagi
Kucoba mengerti
Wanitamu bukan aku
Aku mengalah
Bahagiakan dia hingga suatu saat ku akan melihatmu dan dia
Hidup dalam bahtera kehidupan yang kekal berwarna putih suci
Pergi cintaku
Aku mengalah
Aku benar aku mengalah
Meski tak pernah terucap
Kita tak pernah menyetujui
Tapi telah kuanggap kau pernah merajai seluruh ruang hatiku
Terima kasih cinta..
+Puisi Artikel +puisi cinta +PUISI CINTA +Puisi Sendu +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan +Puisi Cinta
Tersembunyi begitu dalam tapi juga gemilang
Entah apa yang memberanikan ragaku untuk berbuat
Seadanya ku telah lama mengenal wanitanya
Kukatakan tak benar jika karena balas dendam
Dia hanya tahu kalau aku tak begitu dekat
Awalnya karena sakit hati
Kebesaran rasa yang kupersembahkan dikhianati
Tapi kutahu keyakinan tulus hati ada akhirnya
Sampai kurelakan dia pergi mencari cinta tanpa bayanganku
Cintaku berhenti di persimpangan dua insan
Hadir di antara kedua rasa yang telah mengikat janji
Salah atau benar tetap kuanggap benar
Tenggelam bukan berarti aku tak mampu bangkit
Kuputuskan membuka pintu hati
Sedikit kesempatan yang kubuka ternyata menjadi peluang besar
Dia yang mencintaiku, atau kami yang saling memberi rasa ?
Sadar bahwa dia adalah seorang yang telah diikat janji
Membawa rasa dalam perahu ingkar
Kuakui itu sulit
Melawan perasaanku atau pun menurutinya
Cukup bimbang kuhantarkan perahu cintaku
Sempat kututupi tanpa tahu arah arus yang mengalir tak melawan arah
Bukan hitungan hari atau pun minggu
Pelajaran tentang hukum cinta kudalami berbulan-bulan
Hingga di ujung kisah aku harus berhenti
Cintanya terlampau besar
Cukup mudah memberiku perintah untuk pergi
Pergi dari kehidupan seseorang
Yang sempat membantuku keluar dari belenggu kerapuhan
Pergi cintaku
Tak pernah ada janji di atas ingkar
Tak mungkin ada cinta dipaksa terbagi
Kucoba mengerti
Wanitamu bukan aku
Aku mengalah
Bahagiakan dia hingga suatu saat ku akan melihatmu dan dia
Hidup dalam bahtera kehidupan yang kekal berwarna putih suci
Pergi cintaku
Aku mengalah
Aku benar aku mengalah
Meski tak pernah terucap
Kita tak pernah menyetujui
Tapi telah kuanggap kau pernah merajai seluruh ruang hatiku
Terima kasih cinta..
+Puisi Artikel +puisi cinta +PUISI CINTA +Puisi Sendu +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan +Puisi Cinta