Sempat kunyalakan pelita rasa
Tersembunyi begitu dalam tapi juga gemilang
Entah apa yang memberanikan ragaku untuk berbuat
Seadanya ku telah lama mengenal wanitanya
Kukatakan tak benar jika karena balas dendam
Dia hanya tahu kalau aku tak begitu dekat
Awalnya karena sakit hati
Kebesaran rasa yang kupersembahkan dikhianati
Tapi kutahu keyakinan tulus hati ada akhirnya
Sampai kurelakan dia pergi mencari cinta tanpa bayanganku
Cintaku berhenti di persimpangan dua insan
Hadir di antara kedua rasa yang telah mengikat janji
Salah atau benar tetap kuanggap benar
Tenggelam bukan berarti aku tak mampu bangkit
Kuputuskan membuka pintu hati
Sedikit kesempatan yang kubuka ternyata menjadi peluang besar
Dia yang mencintaiku, atau kami yang saling memberi rasa ?
Sadar bahwa dia adalah seorang yang telah diikat janji
Membawa rasa dalam perahu ingkar
Kuakui itu sulit
Melawan perasaanku atau pun menurutinya
Cukup bimbang kuhantarkan perahu cintaku
Sempat kututupi tanpa tahu arah arus yang mengalir tak melawan arah
Bukan hitungan hari atau pun minggu
Pelajaran tentang hukum cinta kudalami berbulan-bulan
Hingga di ujung kisah aku harus berhenti
Cintanya terlampau besar
Cukup mudah memberiku perintah untuk pergi
Pergi dari kehidupan seseorang
Yang sempat membantuku keluar dari belenggu kerapuhan
Pergi cintaku
Tak pernah ada janji di atas ingkar
Tak mungkin ada cinta dipaksa terbagi
Kucoba mengerti
Wanitamu bukan aku
Aku mengalah
Bahagiakan dia hingga suatu saat ku akan melihatmu dan dia
Hidup dalam bahtera kehidupan yang kekal berwarna putih suci
Pergi cintaku
Aku mengalah
Aku benar aku mengalah
Meski tak pernah terucap
Kita tak pernah menyetujui
Tapi telah kuanggap kau pernah merajai seluruh ruang hatiku
Terima kasih cinta..
+Puisi Artikel +puisi cinta +PUISI CINTA +Puisi Sendu +Sajak, Puisi, dan Sastra Tentang Kehidupan +Puisi Cinta
0 komentar:
Posting Komentar