Dear Past, Thank You for All The Lesssons

There is no time to see backwards. Your future is still pure enough.

The only thing worse than being blind is having sight but no vision

When something bad happens, you have three choices. You can either let it define you, let it destroy you, or you can let it strengthen you.

Do You Know? You are Your Own Hero. Be Brave!

Don't die from a broken heart.

It is Never Too Late to be What You Might Have Been

If you were not happy with yesterday, try something different today. Don't stay stuck.

Things Work Out Best for Those Who Makes The Best of How Things Work Out.

Just believe in yourself. Even if you don't, pretend that you do, and at some point, you will.

If reading is HOT and writing is COOL. Therefore, read my writing is an awesome thing.

Minggu, 24 Desember 2017

Semua cewek bakal marah kalau dibilang gendutan?

Apa bedanya aku dengan cewek-cewek yang lain?
Mungkin setelah kalian baca kalimat di atas, mungkin kalian akan berpikiran kalau aku sedang dan akan mengunggulkan sifat-sifat baikku dibanding cewek-cewek yang lain. Kalau iya, berarti kalian salah. Jadi apa dong bedanya?

Kalian terutama yang cowok-cowok, pernah bertanya-tanya gak, "apakah semua cewek di dunia ini bakal marah kalau dibilang gendut?" Nah, di sini aku bakal beropini about that issue.

Pernah, temenku yang cowok (Ben) tiba-tiba bilang gini ke aku, "kok makin gendut kau Nel?" Terus aku jawab, "ah seriusnyaaaaaaaa?" Dengar responku yang begitu dia langsung senyum-senyum sendiri. Trus dia tanya, "kenapa semua cewek marah kalau dibilang gendut?"

Ben, seperti cowok-cowok yang lain, dia pikir aku bakal marah kalau dikatain gendutan. Tapi guys sebenarnya, justru aku lebih senang kalau dikatain gendutan daripada kurusan. Jadi di sinilah letak perbedaanku dengan cewek lain yang terkenal dengan segala kemarahan mereka ketika ada orang yang sebut mereka makin kelihatan gemuk. To be honest hal itu gak berlaku sama sekali loh buat aku. 

"Kenapa emang kok senang dikatain gendutan dan malah kesal dikatain kurusan?"

Berat badanku sekarang nih 43kg dengan tinggi badan 158cm. Pernah kemarin sempat nyampe 45kg tapi turun lagi. Kalau temen-temenku bilang sih aku udah punya badan yang ideal dan sering bilang pengen punya badan sekurus aku. Aku selalu bilang sama mereka kalau seandainya bisa tukar badan, yuk deh tukar. Aku malah merasa kalau badan mereka tuh justru lebih wow dibanding aku. Dengan berat dan tinggi badanku yang sekarang, aku ngerasa masih kuranglah, pengen yang lebih gemuk sedikit lagi. Kalau orang bilang aku kurusan, gatau ya, aku ngerasa kayak hidupku menderita banget wkwk. Jadi beda ya. Cewek tuh semua gak sama. Aku nih salah satu contohnya, lebih happy dibilang gendutan daripada kurusan.

"Kalau pengen yang lebih gemuk, ya udah makan banyak aja, semua cewek bilang kalau makan banyak itu bikin mereka cepat gemuk!"

Makan banyak menyebabkan gendut itu tuh gak berlaku buat aku. Sama juga, ini juga bedanya aku dengan cewek-cewek lain. Di saat mereka diet, mengatur pola makan, gak makan yang berminyak-minyak, olahraga, dll, aku justru melakukan semua kebalikan hal-hal itu. Di saat cewek-cewek di luar sana gamau makan di atas jam 7 malam, aku malah selow makan malam jam 12 malam atau malah jam 2 pagi. SERIUS INI GAK BOHONG! Di sekitar kost ku kan ada beberapa tempat makan yang buka 24 jam, jadi gampang tuh mau makan keluar jam berapa aja. Buncit? Aku juga gak pernah masalah sama yang namanya gumpalan lemak di perut itu, serius deh. Kadang aku malah merasa senang sama buncit. Karna serius seumur-umur, aku belum pernah nih punya buncit saking kurusnya, sampai akhirnya sekarang aku udah kuliah, ini pertama kalinya aku punya buncit. Jadi buncit itu kadang kujadikan bukti bahwa aku gak sekurus dulu lagi. Dulu seingatku waktu SMA berat badanku cuma antara 38-39kg. Dulu sih bodo amat. Tapi makin ke sini makin ngerasa kalau kurus tuh gak bagus, kalau di foto tuh ngerasa kayak kecil banget. Duh!

"Kejadian-kejadian lucu yang pernah terjadi"

Di keluarga, aku adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Percaya gak, kalau ada orang yang gak kenal sama keluarga kami, mereka gak bakal expect kalau aku nih anak pertama. Aku nih yang badannya paling kecil sekeluarga. Orang-orang bakal shock kalau ortuku mengenalkanku sama mereka sebagai anak pertama. Yaolohh sedih banget yak. Ini salah adik-adikku nih kenapa mereka badannya lebih gede/lebih tinggi daripada aku wkwk. Kejadian lucu lainnya, pernah nih aku order gojek, trus bapak gojeknya tanya, "udah kelas berapa?" Lah aku langsung ketawa sambil jawab kalau aku udah kuliah. Bapaknya kagetlah, dia minta maaf sambil ketawa juga. Waktu aku bilang, "malah saya udah lagi skripsian pak", si bapak gojek makin ketawa. Kayaknya dia gak nyangka banget, dan bilang kalau wajahku juga mendukung masih imoet-imoet gitcuh kayak anak SMP. Wkwk. Kocak sih. Malah ini gak sekali dua kali, udah berkali-kali nih kejadian dipikir anak SMP sama driver gojek. Pernah juga waktu naik grabcar pas mau belanja ke pasar, drivernya tanya, "Sekolah di SMP yang dekat pasar itu ya mba?" Trus aku jawablah, "Bukan pak, saya mau ke pasarnya hehe. Saya mah udah kuliah pak, kuliah di UB. Udah semester 8 malah. Gak kelihatan ya pak?" Eeeehhh lagi-lagi si driver menunjukkan respon shock-shock manja gitu, kaget dia sambil ketawa. "Saya pikir tadinya masih SMP mba, kirain mau balik ke asrama." Pernah juga waktu mau ngirim paket ke salah satu jasa pengiriman paket, pekerjanya di situ tanya, "Ini udah lulus SMP?" Yaolooohhhh wkwkwkk. 

Jadi gitu ya guys (terutama buat yg cowok-cowok), gak semua cewek kok bakal marah kalau dibilang gendutan. Dan buat cewek-cewek yang ngerasa dia gemuk, percayalah, di mataku kalian itu WOW. Kalian itu cantik banget karena terlihat seperti lebih dewasa dan cocok banget buat dipandang sebagai wanita-wanita karir. Ketimbang kayak aku yang image nya terlihat seperti anak-anak (SMP) dan susah untuk terlihat dewasa seperti kalian. Hehe

Kamis, 14 Desember 2017

Something weird happening to me right now

A letter to my future lover:

It's funny to think that we're strangers and you're sitting in some other room, in some other house, maybe even in some other country. Thinking about things that won't even cross my mind. 

It's funny to think that you're out there dreaming and loving and wishing upon the same stars that i look up at when night falls like a curtain over the horizon.

It's funny to think that someday you will love me but today you have no idea who i am.

P.S. When the time comes, i will love you too.


Well, uhm, aku mau sedikit curhat tentang kegalauan yang tiba-tiba datang ketika membaca kalimat-kalimat di atas. Tentang bulu tanganku yang tiba-tiba merinding akibat seketika nostalgia segala cerita di masa dulu yang sekarang tak pernah kurasakan lagi. Tentang cinta. Tentang rasa.

Aku menulis postingan ini sambil mendengar lagu "Paper Hearts by Torry Kelly", dan kalau kalian sedang membaca postingan ini (tentunya setelah aku edit dan akhirnya diupload), mungkin aku sarankan untuk membacanya sambil mendengarkan lagu itu juga, supaya setidaknya kalian bisa mengimajinasikan atmosfir seperti apa yang sedang kurasakan sekarang ini.

Entah kenapa aku harus tetiba galau, kenapa tetiba merinding? Haha I don't know. Singkatnya, aku cuma kayak ngerasa sekarang tuh hidupku flat banget. Tetiba jadi kepikiran hal ini, "ternyata lebih enak dulu, yang sering galau ngerasa sakit hati karena cinta, daripada sekarang tetiba galau karena gak pernah merasakan itu lagi, gejolak itu, rasa itu, atau apalah kalian menyebut itu". 

Aku pernah bilang bahwa jomblo itu gampang, gampang banget. Tapi ternyata bakal ada satu titik di mana kita akhirnya bisa tetiba rindu sama hal-hal yang pernah ada dulu. Jadinya prinsip gampang itu gak bakal segampang itu lagi. Not as easy as that!! Yang sekarang gak pernah kita rasakan lagi, bahkan mungkin udah lupa rasanya kayak gimana. Menurutku kalau kita punya cerita yang meskipun tidak sempurna, tapi setidaknya kamu masih punya cerita. Jadi tetap bersyukur aja. Soalnya tuh ternyata lebih sakit karena gak punya cerita daripada punya cerita tapi cerita sedih. Duh gimana ya jelasinnya? Intinya, ternyata lebih mendingan punya cerita sedih daripada gak punya sama sekali. Kayak pengalamanku sekarang nih, flat banget. Gak ada naik turunnya sama sekali. 

Bisa dibilang aku tipe orang yang sensitif. Baca/nonton/dengar hal yang sedikit menyentuh atau relate banget sama diriku sendiri, serius aku pasti langsung nangis. Dikit-dikit terharu, dikit-dikit mewek. And that's happening right now, those sentences above bring me to the place that even i don't know how to call it.

Finally, i need someone who can bring me to feel what i felt in the past. Sounds weird, and even this sounds really really really really really really funny. I just want someone to hear my story and he doesn't have to understand me. He can say that iam right or iam wrong.

Arrrggghhhh bahkan aku gatau mau nulis apa lagi. The end aja deh. Goodnight.

Selasa, 06 Juni 2017

Whether the myth is true or wrong

Bonjour...

Udah lama banget ya gak nulis lagi. Jujur aja dari kemarin-kemarin rasanya pengeeeeennn banget hadir di blog ini lagi, tapi gatau kenapa gak ada inspirasi buat bahas apa. Sampe-sampe kepikiran "apa segitu flat nya ya hidupku sekarang ini"? No idea, no inspiration, no topic, no journey, even no activities. Sampai akhirnya aku baru terpikir tentang semua sebab yang udah bikin hidupku flat banget kyk sekarang ini. "skripsi"

Oh hellooooo, apa itu skripsi? Aku jadi terharu sampai pengen banting laptop. To be honest aku sebenarnya gak pengen kasitau masalah ini sampai go public. Buat apa? Supaya orang-orang tau? Gak guna, gak bakal ada yang ngerti. Tiap sedih rasanya pengeeeennn banget curhat, but i know there will be no solution. Kadang juga pengen numpahin rasa jengkel ini di media sosial, tapi tiap kali mau posting, i feel it will be useless. Jadi dihapus lagi, gak jadi posting. Sampai akhirnya aku bertekad "oke, gak usah bikin masalah ini jadi go public. i've to keep it to myself".

Tapi sekarang aku nyerah. Congrats to my blog, setidaknya udah berhasil bujuk aku buat curhat di sini. Hhhhh. 

Sekitar tiga setengah tahun yang lalu, aku pernah menghadiri salah satu wisuda senior. Waktu itu aku pinjam dan iseng-iseng pakai toga sampai jubahnya. Waktu aku posting fotoku di medsos, seseorang bilang kalau pake toga sebelum wisuda itu adalah hal yang tabu, it will bring bad luck for me. Hal terburuknya adalah menyebabkan banyak rintangan menjelang kelulusan. Jujur aja waktu itu aku sempat ngerasa takut. Takut dan nyesal setengah mati. Kemudian aku coba untuk berpikir lebih positif, it's just a myth. Saat itu aku bertekad, aku harus membuktikan kalau mitos itu salah. I WILL PROVE IT'S WRONG. Aku harus lulus tepat waktu, bahkan aku bertekad lulus tigas setengah tahun. THAT MYTH IS  DEFINITELY WRONG.

Aku pikir satu-satunya faktor seberapa lama kamu bisa menamatkan studimu hanyalah dirimu sendiri. Tapi aku salah. Aku buta. Dan sekarang aku telah mendapatkan jawabannya. It's not just yourself, there is another person. Dia yang kita sebut sebagai "dosen pembimbing".

The truth is, aku sedang berada di ambang ketidakpastian. 

Aku udah mulai ngerjain skripsi sejak Oktober, dan itu sekitar delapan bulan yang lalu. Tapi gak ada yang bisa kuperbuat kalau situasinya beda dari yang aku harapkan. It was my bad luck, aku dapat salah satu dosen ter-SIBUK se-malang raya. April lalu aku udah sempro. Tapi sejak sempro hingga sekarang, si dosen gak pernah bisa ditemui. Alasannya selalu karena pergi ke luar kota, ada seminar, ada rapat, ada terapi, kecapean, dan kesibukan lain yang tidak terdeteksi. Konsekuensinya adalah ini semua. Sekarang aku lebih sering capek. Capek karena gak ada kegiatan. Capek karena kepikiran. Capek karena stresssssssssssssssssssssssss. Banyak yang bilang aku makin kelihatan kurus. Segitu parahnya kah?

Melihat teman-temanmu udah punya progres bakal buat kamu lebih terpukul. "Aku cuma takut tertinggal :(". Tiap ada yang tanya udah sampai mana, paling aku cuma jawab sambil ketawa. Nobody knows how i feel inside. It hurts. 

Seorang temanku pernah bilang, "Nel, you're not alone. That issue also happen to me." Aku harap sesuatu yang baik bakal terjadi sama dia, sama kami berdua.

Sekarang hampir tiap malam aku selalu insomnia. Kadang tiba-tiba sedih. Tetiba aja ada air mata. Cengeng sih. Tapi ya gak bisa bohong juga kalau semuanya benar-benar menguras pikiran.

Aku bukan tipe orang yang bisa santai. I mean, aku selalu membesar-besarkan masalah apaaaaa aja yang ada. Overthinking. Padahal bapak selalu bilang "Santaaaaaiiiii. Santai tapi serius. Semua itu ada prosesnya. Dan itu pasti bisa. Yang penting kita berusaha dan dibarengi doa. Pasti akan berhasil."

Dosenku baru bisa ditemui setelah 12 Juni. Setelah itu, dia juga pergi ke Jerman tanggal 12 Juli selama setengah bulan. Gimana nasib kami Bu? Ibu gak pernah ada waktu buat bimbingan. Selagi ada waktu, ibu pasti lebih mengutamakan S2. Setelah S2 selesai, ibu pasti kecapean. Trus kami yang S1 gimana? Kalau ibu mau bayar UKT kita buat semester depan sih monggo Bu, kami ikhlas. 

I wish there will be a miracle happen to me. Soon as possible. Gb


Senin, 17 April 2017

Aku Bergegas

Aku akan bergegas
Meninggalkan tempat lama yang sesungguhnya tak pernah pantas untuk kutinggali
Aku menyerah dan aku siap
Tekad bulatku yang akan menuntunku pada jalan pulangku
Meskipun setapak, meskipun berduri, meskipun menyiksa, tekadku yang akan menjamin semuanya akan baik-baik saja

Tanpa cahaya pun aku berani
Di tepi jalan kulihat kunang-kunang yang berbaik hati memberikan terangnya
Karena ku telah terlalu putus asa
Dan kucoba menyikapinya dengan sangat dewasa

Aku bukan anak kecil lagi
Kita bukan anak kecil lagi
Beranilah bergegas dari zona yang paling memuakkan itu
Yang semua makhluk membencinya, bahkan ranting di musim kemarau sekalipun

Untukmu diriku yang teramat malang
Mungkin kau telah terlanjur marah
Kubiarkan kau selalu tersiksa bahkan dengan seijinku hingga berulang kali
Maafkan aku yang mengundang air mata
Tampar aku sebab lantang menulikan suara hati

Sadarku kini banyak melihat aegrotare
Tak remang-remang, seluruhnya tampak jelas
Tapi yang terlanjur pun dapat ditinggalkan kan?
Akan kuhiraukan dia
Akan kuhilangkan dia
Akan kuhapuskan dan ku tahu semua akan baik-baik saja
Untukmu diriku yang telah terlanjur cicipi hujan aegrotare, kini semuanya akan lebih baik-baik saja

Aku bergegas