If reading is HOT and writing is COOL. Therefore, read my writing is an awesome thing.

Sabtu, 24 Mei 2014

I Wanna be A New Person

Kadang aku ingin membuatkan perahu kertas, kemudian menuliskan semua kekecewaan dan semua masalah dalam hidupku. Membiarkannya berlayar sendirian di sebuah sungai, dan berharap semua masalah itu benar-benar akan berlayar pergi meninggalkan diriku, ya, tanpa meninggalkan setitik luka atau pun bekas.

Aku ingin menjadi manusia baru, setiap harinya, setiap aku bangun di pagi hari, menghirup udara baru dan melihat cahaya matahari baru di tanggal yang baru. Aku sadar bahwa belum sepenuhnya berjuang untuk hal terbaik di hidupku. Lalu aku juga sadar, akan pertanyaan "Bukankah seharusnya aku benar-benar harus berubah kalau sudah sadar akan kekurangan?"

Betapa bodohnya menjadi aku. Aku mengakui lebih banyak menghindar dari masalah ketimbang menyelesaikan masalah itu sendiri. Aku tahu aku sering menghindari sesuatu yang akan menguji kemampuanku. Lalu bagaimana? Haruskah aku menyalakan api pertempuran itu? Menyalakan peperangan antara diriku dengan kelemahanku.

Aku juga sering berpikir. Sudah sehebat apa aku ini? Sudah sepintar apa aku ini? Berani-beraninya mengundang kelemahan untuk bebas merajalela dalam diri sendiri. Setiap kudengar kata-kata yang menyudutkan, yah, seperti apa yang kupikirkan saat ini, aku ingin sekali membuktikan bahwa aku tidak akan seperti itu, aku tidak akan merasakan seperti apa yang mereka pernah rasakan sebelumnya. Tapi siapa yang bisa menebak nasib? Bahkan untuk nasibku sekalipun? Tidak ada yang bisa menjamin kan?

Makanya aku ingin selalu menjadi manusia yang baru di setiap tanggal baru. Aku ingin memastikan bahwa aku tak akan kehilangan cahaya terang masa depanku kelak. Aku ingin melakukan itu. Menggenggam semuanya di kedua kepalan tanganku, menjaganya agar tetap dan selalu ada dalam pikiranku.

Apa aku salah jika mengharapkan menjadi seorang yang selalu dan paling paling paling terbaik? Jelas saja, jika aku mengharapkannya tanpa perjuangan yang paling baik juga.

Kadang aku juga ingin meminta, agar segera aku dilemparkan pada sekelompok orang yang jelas sama dengan jalan pikiranku. Di tempat di mana aku dapat merubah kelemahan-kelemahanku. Jujur aku ingin belajar. Aku sadar aku tak mampu sendiri. Tapi satu sisi dalam diriku lebih memihak untuk sendiri. Sekali lagi, haruskah kunyalakan tanda peperangan itu? Bertempur serius dengan jalan pikiran sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar