Dear Past, Thank You for All The Lesssons

There is no time to see backwards. Your future is still pure enough.

The only thing worse than being blind is having sight but no vision

When something bad happens, you have three choices. You can either let it define you, let it destroy you, or you can let it strengthen you.

Do You Know? You are Your Own Hero. Be Brave!

Don't die from a broken heart.

It is Never Too Late to be What You Might Have Been

If you were not happy with yesterday, try something different today. Don't stay stuck.

Things Work Out Best for Those Who Makes The Best of How Things Work Out.

Just believe in yourself. Even if you don't, pretend that you do, and at some point, you will.

If reading is HOT and writing is COOL. Therefore, read my writing is an awesome thing.

Selasa, 13 Oktober 2015

Karena bukan waktu yang singkat aku duduk sebangku denganmu selama 2 tahun

Bolehkah aku bilang bahwa aku begitu bahagia ketika kita berkomunikasi lagi di akhir bulan September kemarin? Itu membuatku seperti mengingat cerita masa SMA dulu. Untukmu yang aku tak ingin sebutkan nama, aku akan bercerita gamblang tentang semua perasaanku setelah kita pisah 2 tahun yang lalu.

Kalau melihat ke belakang, sebenarnya sangat tak adil kita bisa berpisah semudah itu. Hanya karena jarak. Atau bahkan hanya karena kebodohanmu. Ceroboh. Gengsi yang berlebihan. Dan dusta.
Terima kasih Tuhan sudah memberikanku kesempatan untuk menyampaikan rinduku kepada laki-laki ini.

Laki-laki yang mengakui kerinduannya setelah aku yang pertama jujur bahwa aku rindu. Dia mengaku gengsi, katanya sudah lama rindu tapi selalu dipendam. Takut kalau-kalau aku akan menertawai kejujurannya. Takut karena menurutnya, merindukanku adalah suatu kesalahan.  Takut karena sepengetahuannya, aku masih menjadi milik seseorang di sana.

Laki-laki yang tak percaya bahwa aku sudah sendiri selama setengah tahun lebih. Tapi aku heran. Mungkinkah kepercayaanmu kepadaku seburuk itu sayang? Karena tak mungkin aku terlalu berani mengakui kerinduanku kepadamu, lalu kemudian mengarang cerita bahwa aku telah putus dari kekasihku.

Tuhan, laki-laki ini tak banyak berubah. Masih saja mengutamakan gengsinya. Masih saja tak bisa bersikap dewasa. Tiba-tiba mengucapkan selamat malam hanya karena aku mengkritik leluconnya. Padahal aku masih ingin berbincang banyak. Nostalgia tentang cerita kami yang dulu, cerita yang begitu indah hingga akhirnya dia sendiri yang mengacaukannya. Membawa perahu kami menepi ke dermaga wanita lain.

Tapi jujur saja aku sudah memaafkan kesalahan itu. Ya, kesalahan. Dia sendiri pun mengakuinya. Dia bilang bahwa di dalam benak terdalamnya, saat itu dia tidak berharap ada yang namanya perpisahan. Dia berharap hubungan kami berhasil. Hanya saja, saat itu dia sudah tak bisa melakukan apa pun lagi. Bahkan untuk membela diri dengan embel-embel kata jarak. Karena dia tahu, seseorang telah berdiri di belakang kami, menggenggam senjata untuk membuat masalah semakin membesar hingga memisahkan kami berdua. Haruskah aku percaya? Atau layakkah untukku mengharap kisah itu terulang kembali? Aku sempat berpikir, “Jangan gegabah, Nel. Mungkin saja kamu sedang terbawa suasana kegalauan tengah malam. Bisa saja yang kamu rindukan bukan laki-laki ini, tapi hanya kenangannya.”

Perbincangan kami semakin mendetail terbawa arus nostalgia SMA. Hingga dia harus mengorek-ngorek alasan mengapa aku berpisah dengan laki-laki yang terakhir kali kupanggil pacar. Aku sudah memberitahu sebagian besar intinya. Tak ada gengsi. Laki-laki ini sudah terbiasa menjadi tempat curhatanku semenjak di bangku masa putih abu-abu dulu. Rasanya nyaman sekali Tuhan. Nyaman sekali menuangkan semua keluh kesahku kepadanya. Aku sempat bertanya apakah dia mengerti dengan semua penjelasanku, karena kata-kata yang kutuangkan sudah berjejer sangat rapi seperti deretan gerbong kereta api.

Jawabannya singkat. Singkat, padat, dan sangat jelas. Benar saja aku tersentak. Tak heran dadaku mulai merasakan sesak. Mataku mulai berkaca-kaca. Pikiranku langsung kacau, entah aku harus senang, terharu, atau galau. “Tak mungkin aku ragu. Karena bukan waktu yang singkat aku duduk sebangku denganmu selama 2 tahun,” Itu jawabannya. Itu pernyataannya yang membuatku sejenak kacau sambil terdiam mengimajinasikan masa-masa 2 tahun terindah itu. Aku hampir gila.

Tapi tunggu dulu sayang. Benarkah kau sudah betul-betul mengerti tentang siapa aku? Karena ada satu tonggak pernyataan yang gagal kau artikan dariku.  Saat aku bilang bahwa satu alasanku berpisah dengan mantanku adalah karena aku tak menemukan zona nyamanku di tengah teman-temannya. Lalu kau bilang kamu mengerti, karena aku tak nyaman dengan orang-orang baru. Salah sayang. Bukan itu. Jelas saja kau sudah salah.

Kemudian ada satu lagi. Laki-laki ini bilang dia menyesal pernah melakukan kesalahan itu, kesalahan yang menurut dia memang kesalahan besar dan bukan main-main. Hingga tak bisa tidur nyenyak selama sebulan. Menyanyikan lagu, memetik senar gitarnya seraya menyelipkan namaku di lembaran lirik lagunya. Tuhan, kenapa harus seperti ini pengakuan laki-laki ini? Aku ingin sekali menatap langsung pada matanya yang kurindukan itu. Memastikan rasa yang dia pendam, entah memang masih ada atau benar sudah pupus terbuang sempurna.

Tuhan, setidaknya aku tahu bahwa Kau mengerti apa yang terbaik pada masing-masing kami.

Harapanku hanya satu. Sederhana tapi rumit. Ubah mindset mu sayang, tanamkan pohon kedewasaan di dalam pikiranmu, pohon yang buahnya sudah matang, bukan lagi pohon yang selalu berbuah mentah dengan rasa gengsinya untuk berubah mendapatkan rasa terbaiknya. 

Selasa, 25 Agustus 2015

Insomnia is such an irritating habit. I could sleep very late, even until the sun will appear soon. Actually, it burden me so much. For example, it will be make me wake up very late, almost noon. Work at night, sleep at morning. Such as a bat. 

But in this moment, I wouldn't narrate a long story about my further insomnia. Because there is another story that suddenly i want to tell. It comes from my past. Yes, related to him. I have been taste insomnia since i was in senior high school. It means, i have had a boyfriend. That's funny. When I was insomnia, i texted him sometimes. Hope he still awake or he would be wake up. I still can feel it. A good mood when there was someone you love accompany you when you still awake because you can't sleep. An irritating moment change into a good. He brought me to a comfort zone. 

Can't you feel it? A "nice dream" word could save you from a bad mood. 

But something like that is just a memory, exactly! I don't think for getting him back, to change the situation, to return the time, or to crying this memory. I just remembered and think that it doesn't exist anymore in my life. But....

At least i have ever taste an attention from someone who we loved. 

Rabu, 19 Agustus 2015

For You, S

I feel sorry, but you always phone me when i didn't hold my phone. Just scared if you'll think that i have changed to be an arrogant. I have no pulse. That's why i didn't text you to ask your purpose. But how can i answer your call when actually i don't brave enough to talk to you? 

This is funny. Maybe you think that i have changed to be somebody that you used to know. Darling, that's not true. This isn't something that i want too. I am crying, sad, and worry. That's not easy to me. Do you ever blame me? Do you ever judge me when i didn't answer your call? Cause you didn't know the reason. 

I don't talk bullshit. That was a glad when i could see you sat in front of me. Then why i can't talk to you like i did to others? This is the whole point. Cause i didn't able to be my true self when you are there around me, or maybe i will never be able. 

Do you confuse? Cause i do. Acting like a kid? Yes i do. 

But if this make you blame me, judge me, and hate me, then what can i do?

Senin, 03 Agustus 2015

Hidup itu Keras, Hidup itu Sulit

Motivasi hari ini berjudul "Hidup itu Keras". Membahas mengenai bagaimana cara menjalani hidup yang baik walaupun faktanya hidup itu sendiri begitu sulit.

Setiap orang tentu ingin hidup dengan bahagia. Kita semua menginginkan hidup yang sempurna. Kita ingin pekerjaan yang mapan atau bisnis yang sukses. Kita ingin menikah dengan pria yang tepat atau dengan wanita yang sempurna. Kita ingin anak-anak yang hebat. Kita menginginkan sahabat yang selalu setia ketika suka maupun duka. Kita punya keinginan untuk mampu memenuhi setiap kebutuhan dalam hidup dan menginginkan agar semua permasalahan kita menghilang.

Setiap orang mengharapkan hidup yang baik. Mungkin pada tingkat keinginan yang berbeda-beda. Seseorang bisa saja menetapkan hidup yang baik pada satu kriteria dan yang lainnya justru mendeskripsikannya pada kriteria yang lain lagi. Seseorang mungkin menganggap bahwa hidup bahagia hanya jika dia bisa makan tiga kali sehari atau ketika dia punya atap rumah untuk melindunginya. Orang lain mungkin menganggap bahwa hidup bahagia apabila dia punya rumah besar dan uang berjuta-juta di bank.

Terdapat tingkatan dan makna yang berbeda-beda tentang apa itu arti hidup bahagia. Tapi apa pun anggapanmu, barangkali ada satu hal yang sama-sama kamu  rasakan dengan orang lain. Kamu ingin agar hidup bahagia itu bebas dari tekanan, rasa stress. Kamu menginginkannya tanpa harus bekerja atau berjuang keras untuk mendapatkannya. Hal tersebut merupakan harapan yang wajar dari seorang manusia pada umumnya. Tak seorang pun ingin capek-capek berjuang dalam hidup.

Sayangnya, hal itu pulalah yang akan menghentikanmu untuk mencapai sebuah hidup yang bahagia. Pikiran tentang semua pekerjaan, semua rencana, serta rintangan dan halangan yang datang, cukup membuat banyak orang menjadi cepat menyerah sebelum mereka memulainya. Hal tersebut dapat dirasakan begitu mengganggu, tapi bagi sebagian orang hal tersebut bukanlah rintangan yang cukup berarti. Sama halnya dengan terkurasnya tenaga hanya dengan pikiran kita dalam lomba lari maraton. Bahkan sebelum kamu berada di garis start, ketika kamu sudah berpikir bahwa maraton tersebut menakutkan dan akan melelahkanmu secara mental, saat itu juga sebenarnya kamu telah memutuskan untuk tidak mengikutinya. Terlalu sulit.

Salah satu buku favorit saya berjudul "The Road Less Travelled" oleh M. Scott Peck. Kalimat pertama dari buku tersebut adalah:

"Life is difficult."

Sekarang, apabila kamu membaca sebuah buku dan hal pertama yang dikatakan kepadamu adalah "hidup itu sulit", mungkin kamu akan langsung berpikir bahwa buku ini bertujuan untuk memberi keyakinan dan dorongan.

Akan tetapi, ketika Peck menjelaskannya lebih lanjut, sekali kamu menganggap bahwa hidup itu keras, itu tidak lagi menjadi masalah yang sulit. Dia mengatakan:

"Sekali kita mengetahui bahwa hidup itu sulit - di situ  pula kita benar-benar mengerti dan menerimanya - maka hidup itu tak lagi akan menjadi sulit."

Dalam hidup kamu akan menemukan banyak kesulitan dalam memenuhi semua keinginanmu. Sangat jarang untuk bisa mendapatkan sesuatu tanpa usaha. Hanya jika kamu memenangkan undian baru kamu akan mendapatkan sesuatu tanpa usaha, dan bahkan sebelumnya pun kamu harus pergi untuk membeli tiket undiannya, jadi sebenarnya itu pun tak benar-benar gratis secara keseluruhan.

Hidup itu keras - Boss mu tak akan selalu menjadi orang yang paling baik di dunia. Pekerjaanmu akan memiliki tantangan yang sebelumnya tak pernah kamu ramalkan. Terkadang rekan kerjamu akan menyakitkanmu. Kau tak akan selalu dapat gaji dan pengakuan yang patut kamu terima ketika bekerja. Klienmu mungkin saja orang yang paling menjengkelkan di dunia.

Hidup itu keras - Anak-anakmu tak akan selalu menjadi kriteria anak yang kau inginkan. Istri atau suamimu mungkin saja tidak sesempurna yang kamu pikirkan ketika kamu telah menikah dengannya - dalam kenyataannya saya bisa jamin hal tersebut benar. Rumahmu mungkin saja bukan kriteria rumah idaman yang kamu impikan. Kamu juga bisa saja bukan istri atau suami yang baik seperti yang pernah kamu pikirkan.

Hidup itu keras - Menjalankan sebuah bisnis bukanlah semudah yang selalu kamu bayangkan. Tak ada yang berminat mendatangkan uang pada bisnismu, meskipun kamu sudah mencoba semanis mungkin dan meskipun bisnismu sudah memiliki produk yang baik untuk ditawarkan.

Saya bisa saja terus lanjut dengan contoh-contoh ini, tapi intinya adalah bahwa "hidup itu keras".

Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa kamu tidak dapat memiliki sebuah kesempatan. Saya tidak mengatakan bahwa kamu salah jika berpikir bahwa kamu pantas akan sesuatu yang lebih daripada yang telah kamu dapatkan dalam hidup ini.

Saya tidak mengatakan bahwa kamu salah dengan apa yang kamu rasakan. Saya tahu itu terasa sulit. Saya tahu bahwa terkadang kamu merasa semua itu begitu membingungkan dan juga sangat rumit. Maksud saya adalah kamu harus bekerja lebih giat. Kamu telah melakukan semua yang kamu bisa dalam hidup baik itu di tempat kerja atau di rumah. Tapi terkadang tak berjalan sebaik yang telah kita rencanakan atau kita harapkan. Seperti ada yang salah dan kita tak tahu dan tak mengerti bagaimana atau mengapa.

Tapi tak mengapa. Itu merupakan hal yang wajar. Karena begitulah memang adanya manusia. Begitulah hidup. Hidup itu keras. Terimalah.

Sekali kamu lakukan, keadaanmu akan terasa lebih baik. Kamu tak akan berpikiran situasimu sebagai apa-apa lagi tapi merupakan apa yang semua orang alami. Lalu kamu akan berpikiran bahwa situasi yang sedang kamu hadapi adalah bagian dari kehidupan. Kamu tak akan lagi menyalahkan dirimu mengenai hal buruk yang terjadi atau bagaimana bisa kamu tidak berperilaku begitu baik dalam satu acara atau semacamnya. Kamu akan meyadari bahwa kamu hanyalah manusia biasa. Kamu membuat kesalahan seperti orang lainnya. Kamu tidak sempurna sama seperti yang lain.

Tapi jangan berhenti di sana. Menerima bahwa hidup itu keras tidak berarti kamu menerima setiap situasi dan kemudian begitu saja mengikuti alirannya.

Ada dua sisi dari cerita ini. Ada sisi lain dari koin ini. Satu sisi dari koin ini adalah ketika kamu melihat kata-kata "hidup ini keras" renungkanlah, tapi jika kamu membalikkan koinnya, ada tertulis dengan kecil 5 kata dengan arti yang begitu besar kuasanya. Mereka adalah:

"You can make it better"

Ini merupakan salah satu hal terindah dalam hidup. Kamu sendiri dapat membuat hidupmu menjadi lebih baik. Kamu punya tanggung jawab penuh atas apa yang kamu lakukan dan bagaimana responmu dalam menanggapi kenyataan bahwa hidup itu memang keras. Seperti yang dikatakan oleh Cliche:

"Jika hidup memberikanmu lemon, maka buatlah limun."

Menerima bahwa hidup memanglah keras sejalan dengan datangnya tanggung jawab untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Bukan hanya tanggung jawab, melainkan pula kemampuan dan kekuatan untuk membuatnya menjadi lebih baik.

Kamu dapat membuatnya menjadi lebih baik - menjadi karyawan yang lebih baik dan seseorang yang lebih bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Promosi dan upah yang lebih secara tidak langsung akan mengikuti entah bagaimana pun jalannya.

Kamu dapat membuatnya menjadi lebih baik - pelajari bagaimana membesarkan anak yang lebih baik dan mempunyai rumah yang lebih menyenangkan. Menjadi suami dan istri yang baik seperti yang seharusnya.

Kamu dapat membuatnya menjadi lebih baik - pelajari bagaimana memperbaiki bisnis. Tambahkan keahlian-keahlian ekstra yang kamu butuhkan untuk menjalankan sebuah bisnis yang sukses.

Tahukah kamu? Satu-satunya orang yang dapat mengontrol kehidupanmu adalah dirimu sendiri. Kamu tidak bisa mengubah orang lain. Misalkan saja pernikahan yang hanya sesaat. Saya tidak mengatakan bahwa kamu harus mengubah suami atau istrimu menjadi seseorang yang sesuai kriteria. Melainkan kamulah yang harus berubah menjadi suami atau istri ideal seperti yang seharusnya. Barulah setelah kamu menjadi pribadi yang baik, kamu akan punya banyak pilihan bagaimana cara berelasi yang baik kepada pasangannmu. 

Pertama-tama, apabila kamu sudah menjadi kriteria pasangan yang mendekati sempurna, pasangan kamu akan melihat perbedaan itu dan ikut pula merubah diri untuk menjadi lebih baik atau secara alamiah berubah sendiri karena pengaruh tingkah lakumu yang baru. Kedua, jika mereka tak berubah, mungkin kamu harus masuk pada tingkat kedewasaan sampai kadar kepuasaan mereka dan kesalahan-kesalahan mereka pun tak akan lagi mengganggumu. Atau yang ketiga, pada beberapa kasus, seperti hubungan yang kasar atau pada hubungan yang berisiko buruk pada kesehatanmu, kamu dapat memasuki level penerimaan dan keberanian di mana kamu mampu untuk meninggalkan pasangan yang kasar atau tidak setia seperti itu.

Apapun kasusnya, contoh ini mengilustrasikan satu lagi fakta penting tentang kekerasan hidup dan pengambilan tanggung jawab. Yaitu:

"You always have choices"

Tak peduli dalam situasi apa pun, kamu selalu punya pilihan. Seberapa buruk pun hal tersebut, kamu punya sebuah pilihan. Seberapa yakinnya kamu bahwa kamu berpikir kamu bisa atau tidak, kamu juga punya sebuah pilihan. 

Sekarang hal tersebut mungkin saja tidak mudah, dengan cara apapun. Mungkin merupakan pilihan yang sangat sulit dan jalan yang kau putuskan bisa saja begitu rumit. Hal tersebut barangkali mencampakkanmu dari zona nyamanmu. Mungkin saja karena masa dinimu lebih keras dari yang telah terjadi. Tapi itu pun adalah sebuah pilihan.

Seringkali kamu akan menemukan pilihan-pilihan yang tidak sesulit yang mereka pikirkan. Kamu hanya perlu menutup pikiranmu dari penglihatan akan pilihan dan kemungkinan tersebut karena kamu pikir tidak punya pilihan. Sekali kamu terbuka untuk menanggapi bahwa kamu bertanggung jawab terhadap hidupmu dan bahwa kamu punya pilihan-pilihan, kamu tidak akan tertekan berlama-lama karena kekerasan hidup itu. 

Intinya, hidup memang selalu keras, tapi kamu punya kata terakhir. Jadikan hidupmu menjadi lebih berarti dan lebih bertujuan.

Terjemahan dari MOTIVATION FOR DREAMERS, "Life is Hard, Life is Difficult": http://www.motivation-for-dreamers.com/life-is-hard.html

Kamis, 28 Mei 2015

Essay for Applying XL Future Leaders 2015 (dibuang sayang)

Saya bergabung dalam kepanitiaan acara English Parade 2015. Itu adalah sebuah kompetisi Debat Bahasa Inggris Nasional yang diselenggarakan oleh organisasi saya di fakultas, Administration English Club. Dalam kepanitiaan tersebut, saya menjabat menjadi seorang koordinator dari divisi LO (Liaison Officer). Divisi ini sendiri adalah suatu divisi yang disebut-sebut sebagai divisi paling berpengaruh dan merupakan cermin dari seluruh panitia English Parade. Tugas LO antara lain adalah memoderatori dan membawa jalannya proses debat. Karena kami adalah panitia yang berhadapan secara langsung dengan para debater-nya, itu mengapa kami disebut sebagai cermin dari kepanitiaan ini. Divisi LO merupakan divisi yang mempunyai staf yang paling banyak. Saya sendiri mempunyai 16 staf yang harus saya latih selama kurang lebih 2 bulan. Memimpin banyak anggota ternyata sedikit banyak mempunyai tantangan. Banyak suka dukanya di sana. Tetapi yang paling saya rasakan justru tentang sukanya. Saya banyak memetik pelajaran dari sini. Semuanya bukan hanya bercerita tentang usaha saya dalam melatih kecakapan mereka menjadi seorang chair person atau time keeper dalam suatu sesi debat, melainkan tentang kebersamaan. Lebih banyak saya menganggap mereka sebagai anak, bukan sebagai staf. Saya merasa bahwa mereka adalah tanggung jawab saya. Satu minggu sebelum acara berlangsung, saya harus pergi ke Depok untuk mengikuti kompetisi Newscasting di UI, dan terpaksa meninggalkan mereka, yang seharusnya malah di satu minggu terakhir inilah latihan mereka diperbanyak. Keputusan akhirnya adalah saya mengkoordinir mereka untuk simulasi tanpa saya dengan terus memantau perkembangan mereka di sela-sela kesibukan saya di Depok. Saya pikir menjadi seorang pemimpin itu bukan hanya tentang bagaimana usaha kamu untuk mencapai tujuan kelompokmu, tapi juga tentang bagaimana kamu bisa bertanggung jawab dan berbaur sebagai satu kesatuan tim yang utuh.

Selasa, 26 Mei 2015

Bahkan tak kukira aku akan sebaik ini setelah masa itu beranjak pergi dari benakku

Mungkin memang kau masih menginginkanku untuk kembali. Kau berpikir untuk mengulang kisah kita dan berharap semua kenangan itu bisa kita terjemahkan lagi untuk hari ini, esok dan selamanya. Tapi cara yang kau ciptakan begitu buruk sayang. Kupikir kau belum bisa mengerti apa yang kumau, atau malah tak akan pernah bisa. Kau memperlakukan masa itu dengan begitu baik di awalnya. Hingga aku merasakan sendiri pahit yang kau bawa ketika akhirnya kau kikis habis semua rasa pedulimu padaku. Aku tak bisa pertahankan. Ketika semuanya berubah menjadi sebegitu buruknya, bukan saja aku merindukan semua kasih dan sayang itu, tapi aku juga mengasihani diriku sendiri. Yang selalu merasa tak diistimewakan lagi olehmu yang dulu selalu memperlakukanku betul dengan sangat baiknya.

Aku tak mau sia-sia. Hanya itu saja. Kau bahkan tega melakukannya tepat di depanku. Di mana bentuk penghargaanmu padaku?

Tapi tak seperti ini sayang. Kau terlalu banyak memuji dirimu. Dengan semua yang pernah kau berikan dulu, kau pikir itu begitu menjamin perasaanku untuk selalu tak bisa beranjak darimu. Bangun sayang. Kau terlalu egois. Kau coba menyombongkan semua yang kau punya. Berharap bisa memenangkan kembali hatiku tanpa kau coba memahami seperti apa keadaanku saat ini tanpamu.

Hidupku sudah berbeda. Aku sudah berbeda sayang. Kau yang meminta ini. Kau yang menciptakan semua ini. Kau bilang kau ingin aku untuk menjadi lebih kuat. Tak lemah saat kisah itu memang akan lenyap seperti yang kau maksudkan. Sepertinya kau tak menyangka aku bisa berlari secepat itu untuk kemudian bisa bangkit dan pergi melarikan diri dari bayanganmu. Kau salah besar sayang.

Aku bahkan tak pernah mengira bahwa aku akan baik-baik saja setelah semua itu terjadi. Sejak malam di hari sabtu itu. Kekhawatiran pertamaku kemarin adalah tentang siapa yang akan menggantikanku. Tentang siapa yang akan menjadi pasangan barumu. Kau tak pernah tahu selepas apa air mata yang kutangiskan karena terbawa arus pikiran itu. Sementara mungkin di saat itu tak banyak kau memikirkanku. Lebih sibuk sendiri dengan teman-teman dan duniamu. Ya, dunia selain diriku. Sekarang aku berbeda sayang. Aku bukan yang dulu lagi. Seluruh kalut yang pernah ada dulu, mereka sudah pergi digantikan oleh tawa lepas bersama dunia baruku. Kini aku tak takut sendiri lagi. Bahkan telah kunikmati dengan mantab hidupku kini. Kesibukanku, teman-temanku, perjalananku, mereka semua lebih menarik perhatianku ketimbang bayanganmu.

Silakan beranjak mundur. Aku tak harapkan kau terus menunggu di gerbang penantian itu. Cari yang ingin kau cari. Lakukan yang kau suka. Semuanya akan lebih baik tanpa kekanganku lagi. Tanpa kuperingati lagi bahwa aku tak suka dengan apa yang kau rasa menarik. Kau yang putuskan jalanmu kini tanpa harus sedikit pun aku akan turut campur tangan dengan pilihanmu sendiri.

Aku tak mau banyak hal akan terjadi dengan resiko yang lebih besar. Perbedaan itu terlalu sukar untuk kita berdua rubuhkan jika prinsip kita berdua sama-sama teguh dan tak ingin mengalah. Akan ada saatnya sayang, kita akan bertemu kembali tanpa ada rasa dalam benakku untuk memilikimu lagi, atau sekedar untuk menyentuh tanganmu lagi.

Terkadang aku rindu. Tapi aku tahu pasti apa yang kurindukan. Setelah sekian lama aku belajar mengiklaskan, aku betul paham bahwa bukan dirimu yang dibawa datang dalam masa kerinduanku itu. Tapi kenangan. Cuma kenangan itu.

Senin, 23 Februari 2015

Tak pernah bercerita, mungkin itulah salahku!

Bukan karena kami saling menyurangi. Bukan karena perempuan atau laki-laki lain yang kami cintai. This is a complicated case. Kadang aku gak mengerti sama semua jalan cerita ini. Kenapa awalnya semua terlihat baik-baik saja tanpa setitik cela? Tanpa ada luka? Aku pikir masalah kita sekarang adalah komunikasi yang buruk. Akhirnya aku tahu setelah empat bulan atau lebih kita sudah lama tak saling beri kabar. Hal terparah yang kurasakan bahkan tak ada sapaan di hari Natal dan Tahun Baru. Oh Tuhan aku cuma dapat satu pesan broadcast. Keadaan yang memburuk di antara kita tidak sengaja mengajarkanku untuk terbiasa tanpa kehadiranmu. Apa pun itu. Mulanya aku masih berapi-api saat mendengar namamu disebut. Sampai akhirnya di satu tahun anniversary kita pun aku sudah tak merasakan apa-apa. Mungkin aku terlatih. Mungkin sudah sampai pada puncaknya. Panggilan di ujung telepon yang kuterima rasanya sudah sangat biasa saja. Tapi apa kamu pernah tahu itu? Tidak kan?

Selain tak mengerti pada jalan pikiranku sendiri, jujur aku pun tak mengerti lagi semua tentang kamu. Siapa kita? Aku bahkan tak mengingat lagi bagaimana dulu kau mengejar-ngejarku. Apa betul aku yang egois? Apa aku memang selalu salah menyikapimu sehingga kau selalu bilang aku tak pernah bisa menerimamu seperti apa adanya? Sayang aku cuma pengen yang terbaik untukmu. Bukan untuk menghalang-halangi kebahagianmu tapi sedikit saja tolong mengerti posisiku juga. Mungkin aku yang salah. Aku telah tak berhasil memenangkan hatimu. Aku tak cukup hebat dan tak cukup menarik ketimbang hiburanmu. Ketimbang teman-temanmu. Seperti aku bukan apa-apa kan? Kupikir waktu yang kau punya harusnya lebih banyak untukku. Bukannya kau habiskan dengan duniamu sendiri sehingga selalu lupa mengabariku.

Seseorang bilang kau akan datang ke sini dengan tujuan utama untuk menjumpai aku. Tidak, aku tak pernah percaya itu. Bagaimana bisa itu memang tujuan utamamu saat kau sudah sampai di sini pun aku tak tahu? Surprise huh? Kurasa tidak ada surprise. Semuanya hanya untuk liburanmu. Semuanya hanya untuk teman-temanmu. Tak ada sisa waktu untukku.

Miris. Malam itu aku memaksakan pulang ke Malang saat sedang berada di Paralayang dengan teman-temanku. Aku pikir kita bisa ketemu. Sampai sekarang aku jamin kamu belum bisa menebak kenapa aku membatalkan janji di malam itu kan? Bukan karena aku tak mengerti dengan diriku sendiri. Tapi karena aku tak berani ambil resiko. Pasti aku tak akan menemukan zona nyamanku di tengah teman-temanmu. Mungkin tangisanku saat itu lebih menyalahkan diriku sendiri. Aku tak cukup berani merebut perhatianmu dari mereka. Teman-temanmu telah mencurimu dariku. Meskipun aku tak pernah bilang. Dan memang itulah salahku. Tangisanku, semua air mata itu jelas untuk diriku. Untuk semua kebodohanku.

Perjalanan ke Bromo kupikir akan memperbaiki semuanya. Memelukmu dalam dingin adalah sesuatu yang sampai saat ini membuatku sulit bernafas ketika tiba-tiba aku mengingatnya kembali. Mungkin aku sedikit beruntung tak ada foto kita yang kubawa pulang. Setidaknya agar aku sedikit tertolong dalam proses melupakan kita. Hhhhhh.... Aku bahkan tak tahu kenapa terasa sangat canggung menyebutkan kata “kita”. Beristirahat di bahumu. Oh Tuhan seandainya aku bisa mengulang itu kembali. Jujur aku rindu. Aku betul aku rindu. Meskipun saat kau membaca ini kau pikir aku membencimu, tapi tidak, aku justru lebih banyak menyalahkan diri. Aku lebih banyak salah. Aku tak pernah bercerita. Terlalu tertutup mungkin.

Sayang aku selalu bilang aku seorang wonder woman. Ingat kan? Tapi bisakah kau memahami bahwa aku tak sesuper perkataanku? Aku punya banyak kelemahan dan tak pernah kau bertanya tentang apa yang kurasakan, apa yang kumau. Coba ingat berapa kali aku pernah menolak ajakanmu. Tak pernah. Aku bahkan selalu mengedepankanmu di setiap kepentinganku yang lain. Sayang aku juga punya teman. Bukan aku tak sayang terhadap teman-temanku. Jangan berkata lagi, karena mereka seperti keluarga untukku. Tapi aku juga bisa menganggapmu penting di depan mereka. Bahkan terkadang membela kepentingan kita. Membagimu waktuku di atas waktuku dengan mereka. Seandainya aku bisa mendapatkan yang seperti kulakukan untukmu itu darimu. Tapi aku tahu semuanya sudah tak ada arti.

Aku ingat pertama kali kita saling sepakat untuk memutuskan hubungan. Hujan turun begitu derasnya. Dan seminggu yang lalu itu pun terulang kembali. Malam minggu cuma sekedar nama. Valentine juga cuma sekedar simbol. Hujan-hujan kau menjemputku ke kosan dan entah perbincangan apa yang kita bicarakan itu aku pun tak tahu. Yang kutahu aku ragu dengan kita setelah kau berikan gambaran masa depan yang kau mau. Sangat jauh dari apa yang kuinginkan. Tapi kamu yang pertama menawarkan perpisahan. Mencoba menahanmu sehingga setidaknya kita bertahan sampai hari valentine itu berlalu. Dan aku tahu aku tak pernah berhasil membujukmu. Selalu gagal memenangkan hatimu. Sabarlah sayang, setidaknya kau tak membuat valentine setahun yang lalu begitu berbanding terbalik dengan valentine tahun ini. Jadi karena memang aku sudah tak bisa menahan, kemudian apa lagi? Ya sudah kita sampai di situ. Ada yang ingin kau katakan lagi?


Rasanya baru semalam itu aku memandangimu tertidur lelap di pangkuanku. Rasanya masih bisa kurasakan bagaimana piawainya jari-jariku memainkan helaian rambutmu. Tapi sekarang semuanya tinggal memori. Memori yang akan kusimpan sendiri sampai kau akan temukan pengganti. Baru mungkin aku akan menghapusnya perlahan. Atau bahkan terserah pada waktu, karena mungkin aku memilih untuk selalu menyimpannya untuk diriku sendiri. Jadi pilihlah yang tidak sepertiku. Carilah yang bisa memenangkan hatimu. Dan berilah waktumu seperti kau menganggapnya yang terpenting dalam hidupmu. Mungkin aku akan tetap di sini. Mencoba menyendiri dulu untuk kemudian bisa terbang dan lalu seseorang akan temukanku. Seseorang yang bisa menciptakan zona nyaman untukku. Yang tahu aku butuh waktu darinya dan yang mengerti aku tak setegar yang selalu kupura-purakan. Anyway, thanks :’)

Minggu, 01 Februari 2015

20 IF

1. If you feel you never can against your ego, always waiting for them to text/call you first, without having no idea to do it first. Is that what you call as LOVE?
2. If you feel never so comfort for being beside them again. Is that what you call as LOVE?
3. If you always feel jealous of them even if the reason is their careers or their family. Is that what you call as LOVE?
4. If you remember for your previous nights and you always having dream for all nights, but you never dreaming about them again. Is that what you call as LOVE?
5. If you never feel so happy and think too hard so that you can enjoy every minutes you join with their group, but it never works.  Is that what you call as LOVE?
6. If you able to ignore them when you are enjoying your life with your groups, your friends.  Is that what you call as LOVE?
7. If you always forget them because the reason is your hobby.  Is that what you call as LOVE?
8. If you promise them for fucking bulshit.  Is that what you call as LOVE?
9. If you always make them crying because of you.  Is that what you call as LOVE?
10. If you never realize that you always ignore them who worry about you.  Is that what you call as LOVE?
11. If you realize that they exist in your life, but you do something that make as they never being exist in yours.  Is that what you call as LOVE?
12. If you always show everything that they don't like in front of their eyes.  Is that what you call as LOVE?
13. If you feel you can't give in for them.  Is that what you call as LOVE?
14. If you feel you don't trust them as much as before.  Is that what you call as LOVE?
15. If you feel you have many doubts for them.  Is that what you call as LOVE?
16. If you feel you can't treat them as well as your best like before.  Is that what you call as LOVE?
17. If your friends ask you, "Where are them?", "When will they come?", "What happend to them?", "Whats goin on with you and them?" but you always say "I don't know" or "Whatever".  Is that what you call as LOVE?
18. If you start for feeling lazy to talk about them.  Is that what you call as LOVE?
19. If you can't express for being yourself as long as with them.  Is that what you call as LOVE?
20. If you always try to make them jealous about you.  Is that what you call as LOVE?

Minggu, 25 Januari 2015

Apa yang Salah?

Ya udah sih
Kutengok pun foto itu terus aku bisa apa ya kan?
Waktu gak akan bisa diputar lagi dan memang gak akan pernah bisa
Yang penting aku jadi tahu sekarang
Mungkin hal terbaiknya ambil positif aja
Salahku pun karena aku terlalu jauh darimu
Aku pun yang salah yang karena jarak ini jadinya gak pernah ada di sampingmu
Menyalahkan diri sendiri pun aku
Egoku pun yang terlalu tinggi egoku!!

Orang-orang tanya, "gak bosan apa el de er?"
Jawabanku selalu "tidak" karena yakin semuanya kan baik-baik saja
Tapi terkadang gak bisa ngelak juga kalau aku sering rindu
Gak bisa bohong kalau aku sering marah sendiri karena cemburu
Di sini aku juga ngumpul kok sama teman-teman cowokku
Tapi apa semua yang kualami di sini sama dengan yang kau alami sewaktu berkumpul dengan teman-teman cewekmu?

Semuanya bisa aja berubah
Kadang aku bingung juga, yang mulai gak percayanya aku samamu?
Atau aku udah gak percaya sama diriku sendiri?
Sulit diterka
Semua teka-teki itu cuma bisa kubawa dalam doa, jujur aja
Tuhan ajari kami supaya lebih menyayangi
Ajari kami supaya lebih mampu saling memahami satu sama lain di antara kami
Saling percaya, saling mengerti, saling menjaga
Hilangkan ego, tumbuhkan rasa sadar memiliki

Kalau memang semuanya baik-baik aja, kenapa sekarang aku ngerasa kita udah terlalu jauh?
Tapi kalau tidak, apa yang salah?
Apa yang salah sayang!?

Kamis, 22 Januari 2015

Di Mana Anggota Geng yang Lain? (Lanjutan.......)

Hai good listener. Aku baru selesai makan dan bakal ngelanjutin cerita soal teman-temanku yang super duper waoow itu. Karena semalam sudah selesai mendeskripsikan empat orang, berarti ada tiga orang lagi yang harus kita deskripsikan di siang yang hujan-hujan begini. Langsung aja kita mulai dari Santri.

5. SANTRI NOVALINA SIMBOLON
Banyak banget hal-hal khas dari Santri karena memang jujur aja aku paling dekat sama anak yang satu ini, karena kami berdua punya banyak kecocokan. Dan karena punya banyak kecocokan itu ya semoga aja dia bukan jodohku, wkwk. Dia ini yang paling banyak jam tidurnya, sainganlah sama gue. Susaaaaaahhhh banget dibangunin. Yang bikin alarm sejak jam 5 pagi dan itu bakal terus berdering sampai jam 8 dan dia bisa gak dengar sama sekali. Yang paling malas cuci piring, piring di depan kamarnya dibiarin sampai berbulan-bulan gak dicuci (sama aku juga sih -_-). Salah satu personil yang paling penakut juga, sebelas dua belas sama Lidya. Suka sama film-film action. Terobsesi banget sama yang namanya bule. Paling suka stalking facebooknya bule, atau orang-orang yang ke luar negeri. Yang kalau sebelum tidur pasti baca-baca kamus English nya dulu. Dia punya kamus English sekecil dompet gitu. Yang lagi berjuang buat berhasil doa Novena meskipun dia sering telat karena kelupaan waktu. Yang kalau ngomong sering langsung negative thinking dan gak pake mikir, Cerewet banget. Suaranya paling keras se-Kosan Sinbraw. Gak akan tahan kalau pahanya dipegang. Jadi kalau dia macam-macam sama kita, langsung aja cubit pahanya supaya dia gak bisa ngapain-ngapain lagi. Yang wajib catokan dulu sebelum keluar kosan (kecuali kalau keluar untuk sekedar beli makan). Satu-satunya yang udah jadi tante di antara kami, karena dia udah punya 2 ponakan. Yang sering nangis tiba-tiba kalau ingat sama mendiang mamanya. Yang paling gak suka dengar suara ambulance, Yang terobsesi bisa kuliah sambil cari duit. Mikir keras gimana caranya bisa punya duit banyak buat jalan-jalan ke Bali. Yang punya "abang" di Malang. Kalau beli makan, paling sering pake ayam balado di RM Padang. Yang paling khas, dia selalu blus dalam kalau di kosan. Juga sedang berjuang buat turunin UKT. Masih banyak lagi tentang Santri, tapi yang terakhir aja, satu-satunya yang pernah masuk rumah sakit dan aku harap itu terakhir kalinya kami bawa anggota kami yang sakit sampai ke rumah sakit.

6. ONIVYA MAGDALENA SIHOTANG
Panggil dia dengan sebutan "Dak Ono". Kalau dia telponan dengan panggil "Mak", berarti dia lagi telponan sama mamanya. Kalau dia telponan panggil "Mami", berarti dia telponan sama Maktuanya. Punya kembaran yang namanya "Kak Fany", tapi paling gak suka kalau kami ikut-ikutan panggil Kak ke dia. Cuma karena Oni panggil dia kak, akhirnya kami semua ikut manggil kak. Punya pacal yang kuliah di Jogja, Foto pacalnya ditempel di dinding di samping tempat tidur. Di kamarnya banyak foto yang nempel di dinding, bahkan foto yang sama sekali gak ada hubungannya dengan dia (foto berdua Octy sama Yoseef misalnya). Yang sering terharu. Penakut. Sok-sokan pengen nonton horror padahal kalau filmnya udah mulai, pasti langsung ambil posisi aman dan mulai ngintip-ngintip lihat ke laptop. Sangat sangat diawasi jangan sampai dia makan mie instan (nanti perutnya langsung sakit). Suka sama Marsha, dan punya boneka Marsha juga. Penggila Liverpool. Bakal sedih kalau kita ingatin Gerrad udah hengkang dari situ. Anak Medan mamen, hancur demi kawan. Yang paling sering bikin PM dengan nyebutin nama-nama kami. Takut gelap. Paling sering pikun, dia orangnya pelupa. Daaaannnn, paling sering dapat paket dari keluarga di Medan.

7. OCTIYANTI VERONIKA GULTOM
Satu-satunya personil yang asalnya non Sumatera Utara, karena dia datang dari Bontang. Yang paling banyak fans. Cantik. Administrasi Publik, jadi dia yang paling banyak take home kalau ujian. Yang kalau telponan suaranya kencang banget sampai ke kamar yang lain. Pacarnya Yoseef. Sering jalan berdua dan ninggalin kita, huhu. Satu-satunya yang punya kamar dengan fasilitas kamar mandi dalam. Rambutmu basah dan buru-buru mau keluar? Pinjam aja hair dryer-nya dia. Anak sasada tapi jangan salah, dia wanita tangguh dan gak manja. Chef dengan masakan-masakan ala barat gitu. Misalnya omelette dan french fries haha. Ketawanya lucu dan punya senyum maut. Kalau lagi nyanyi-nyanyi di kamar, kemungkinan dia pakai headset jadi gak bakal dengar kalau kita manggil-manggil. Paling ngerti soal merk dan label. Panggilan sayang sama pacar adalah dengan sebutan "abang adek". Apa lagi yaa? Yang terakhir deh, kalau ngomong, selalu berakhir dengan kata "naaaaaa" :D.

Oke well, aku rasa udah cukup banget perkenalan dari kami ya blog. Thanks udah mau dengerin dengan sabar. Hehe.

P.S. : Love You.

Di bawah ini ada sedikit foto-foto kami yang mungkin belum pernah dipublikasikan sebelumnya, yang mulai dari jaman bahorok sampai jaman modern ini.

  
 
  
 

Rabu, 21 Januari 2015

Di Mana Anggota Geng yang Lain?

Oke hai blog. Mungkin benar aku udah banyak curhat tentang diriku sendiri. Kisah-kisahku yang sebagian besar "menggalaukan". Ya apalah arti menggalaukan dalam tanda kutip itu. Karena jujur aja aku baru bisa nulis banyak saat emosiku sedang dalam keadaan buruk. Saat sedang tidak terkontrol karena hal-hal konyol di luar sana. But yaaa, I still love my self. Meski terkadang dunia lebih banyak mengalahkanku saat sifat dunia di luar sana seakan menculik suasana hatiku yang sedang good mood. Dan tiba-tiba berubah menjadi sesak seperti kau ingin mencampakkan apa saja yang ada di hadapanmu. Haha. Mungkin terlihat sepertiiiiiii....yaaaaa....sesuatu yang awkward untuk lebih diperinci lagi. Bagaimana kau benar-benar menjadi wanita yang kau sebut-sebut super seperti wonder woman, tapi saat dunia membuatmu sedikit tersandung saja, kau malah bertingkah dan menganggapnya suatu bencana yang sungguh penting untuk ditangisi? Entahlah...

Oke that's fine. Mari kita benarkan kalau aku benar dan memang betul lebih banyak mencoretimu dengan cerita-cerita yang menyedihkan, menggalaukan, mengharukan, or whatever it is. Tapi sudahkah aku pernah bercerita tentang teman-temanku yang super duper waooww? Atau aku lebih suka memanggil mereka dengan sebutan "edak-edakku sayang". Yang artinya kami adalah gadis-gadis Batak yang saling menyayangi. 

Gak tau awalnya dari mana, tapi sekarang kami seperti sebuah band dengan tujuh personil, tapi bukan seven icon (meskipun kami pernah bikin rencana mau ikut koor untuk mengisi acara Natal NHKBP Malang 2014, dan menyebutnya dengan nama seven icon). Aku sayang mereka. Rasanya seperti sebuah kebetulan yang sangat berharga bahwa kami bisa dipertemukan dan bisa bersatu seperti sekarang ini. Kami tidak menginginkan ini tapi orang-orang pasti akan bertanya, "Di mana anggota geng yang lain?" saat kami sedang tak lengkap jalan bertujuh. Oke itu awal yang cukup bagus untuk menceritakan tentang siapa kami. Dan akan kuperkenalkan satu per satu tentang siapa gadis-gadis hebat yang selalu membuatku tertawa terbahak-bahak ketika lelucon demi lelucon keluar begitu saja. Kalau kau bergabung dalam kelompok kami, kau kan lihat tak ada lagi di antara kami yang canggung melakukan apa pun di dalam kelompok. Semuanya sudah sangat bebas. Semuanya berperan jadi dirinya sendiri dengan apa adanya. Aku suka itu. Itu artinya kami sudah benar-benar menemukan zona nyaman di kelompok ini. Ayo kita mulai perkenalkan siapa mereka. Ada Intan, Rima, Lidya, Santri, Oni, dan Octy. Just it? No. Bukan cuma itu perkenalannya. Sabar sedikit karena aku akan memperkenalkan 7 wanita super yang sedang berjuang di perantauan di ujung Jawa ini. Give me that time please!!

1. PETRONELLA CORNELIA HABEAHAN
Oke well, kenapa aku memulai dari diriku sendiri? Aku coba memperkenalkan diri kami masing-masing dari urutan kamarnya supaya terasa lebih mudah okey? Dan untuk memudahkanku memperkenalkan diri dan mendeskripsikan diriku di dalam kelompok, maka ijinkan aku untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga, jadi aku akan lebih banyak menggunakan kata "dia".

Oke my name is "itu yang ditulis huruf kapital dua baris di atas dari barisan ini". Tapi mereka lebih sering memanggilku dengan sebutan "NELLI". Yang paling sering ngomong "Jadi pengen punya anak". Oke jujur-jujuran aja, di antara kami, dia yang paling gak sabar nikah dan pengen punya anak. Paling sering berkhayal dan berimajinasi tentang reunian di masa depan. Bring your husband, bring your baby. Yang IP nya lebih tinggi selama dua semester berturut-turut. Oh jangan lupa, dia yang usianya paling tua tapi sekaligus yang berat badannya paling ringan. I mean, yaaaa....dia akan terlihat seperti yang paling kecil di dalam kelompok, padahal sebenarnya dia punya usia yang lebih tua di antara semuanya. Holy trap ya kan? Yang selalu pengen menambah berat badannya, dan yang lain akan berkata "Gak usah tambahin lagi berat badanmu. Segini aja udah cukup." Yang bakal lompat-lombat kecil kalau ada yang bilang dia nampak makin gemuk dan berisi. Paling suka sendiri dengan alasan mau cari inspirasi. Yang selalu heboh dengan warna pink. Yang paling suka film horror dan memang pengkoleksi film horror terbanyak sepanjang masa. Oh meeeennnnn....!!! Yang selalu dimintai tolong untuk menemani Lidya atau Santri ke kamar mandi pas mereka takut (memang selalu takut). Yang menjadi operator andalan saat semuanya berkumpul dalam satu kamar untuk nobar, yang ngatur soal pencahayaan, soal subtitle, dll. Satu yang paling khas, dia selalu ribet ngurusin jerawat dan jerawat. Yang paling malas cuci kain. Yang gittal kalau dengar nama Maddi Jane dan lagu-lagunya. Istri dari Papa Axl katanya, papa RocknRoll. Susah bangun, banyakan mager, suka lari pagi sambil bawa laptop (berangkat dari kosan pake kaos dan trening joging, ada tas laptop di punggungnya, sampai UB, buka laptop pake wifi dan gak jadi joging #upss). Yang suka banget pura-pura nyapa orang pas lagi makan di luar, padahal gak ada siapa-siapa, hanya supaya yang lain terkejut dan mulai merengek. Apa lagi yaaaa? Udah itu dulu aja. Satu lagi, paling sering tidur di kamar Santri. 

2. INTAN DEMAKS OMPUSUNGGU
Kami memanggilnya "Edak Intan". Yang sekarang dalam tahap diet, yoga, fitness, dan semacamnya yang mudah-mudahan bisa membantunya menurunkan berat badan. Salah satu personil yang penakut. Takut horror dan takut nyebrang juga (asli dia susah banget buat nyebrang). Yang paling sering malas keluar buat beli makan, alhasil jadi keseringan nitip. Kalau dia dengar kami mau beli makan keluar dan dia manggil-manggil, 95% itu dia pasti mau nitip makan. Pecinta drama koreaa #urghh. Yang belakangan ini kok nampaknya makin putih aja. Yang ekspresinya lucu banget kalau pas panik dan ketakutan. Akhir-akhir ini ada nama "Matondang" yang disebut-sebut untuk mengerjai dia. Helloooooowwwwww...... Dia punya boneka besar dan lebih besar dari ukuran badanku, namanya Billy. And guess what? Dia paling gak suka kalau sampai si Billy nya itu kena ences. wkwk. 

3. ARINATIAR RIMA SAGITHA MANURUNG
Nama panggilannya "Ndro". Paling jago nyanyi dan memang anak band, homeband FIA. Paling suka masak. Suaranya khas dan selalu ingin sama seperti Cher Loyd, itu penyanyi kesukaannya. Gak suka pedas. Ketawanya asli imut pake banget. Tapi seram di malam hari. Yang lain bilang itu terasa seperti ketawanya kuntilanak dan menakutkan. Sejak saat itu dia dilarang untuk tertawa jika sudah pukul 10 malam. Satu-satunya dari kami yang jatuh hati pada pria Jawa di perantauan ini (so cute). Punya speaker gede yang bakal terus mengguncang kosan sejak pagi sampai malam (terkadang tapi sering). Suka dandan dan emang pintar dandan. Sama kayak Intan, pengen kurus. Agak hene (hehe, this is the truth, Ndro :D) --> hene artinya lelet. Kalau lagi kesal, jangan ganggu dia, jangan ajak ngobrol. Karena dia gak akan pengen ngomong apa pun sama siapa pun sampai dia benar-benar mau bicara lagi. Kalau tidur pake syal pake kaos kaki. Pecinta sepatuuuuu, omegaaaaaddd, it's make me wondering about why she want spent her money so much to buy a couple of shoes? Paling takut sama ulat bulu. Berubah jadi nenek lampir kalau lihat dapur kotor. Selalu ingin rambutnya dipegang-pegang. Gak suka masakan Padang. Jangan suruh dia makan Cak Nur. Sering hilang tiba-tiba dari kelompok waktu keluar bareng. Gak bisa bohong. Pemberani. Gak takut horror sama kayak gue wkwk. And, susah jatuh cinta dan membuatnya susah buat move on.

4. LIDYA MEILANI FERONIKA SINAGA
Sebut saja namanya "Lidi". Karena dia emang personil yang paling tinggi. Pecinta makanan yang pedas-pedas. Atlet kita. Atlet renang. Paling heboh kalau lihat sesuatu yang ada hubungannya sama Paskibra, yaaaa, dia memang mantan anggota paskibra di SMA dulu. Sekarang anak Paduan Suara Mahasiswa di fakultas. Yang karena itu dia sering pergi pagi atau siang dan pulang malam buat latihan PSM. Yang panggil "ces" sama orangtuanya kalau pas telponan. Terkenal paling lasak dari semuanya, dan itu emang gak bisa disangkal. Dalam keadaan sadar maupun tidak, selalu lasak. Kalau tidur apalagi. Jangan tidur di dekatnya kalau gak mau tersiksa kena tunjangan-tunjangan atau ketiban tangannya. Satu-satunya personil yang punya TV pribadi di kamar kosan. Dari kami bertujuh, kamarnya yang paling kecil. Tapi dia suka itu. Supaya gak ada ruang buat hantu masuk ke kamarnya. Itu intinya, wkkwk. Meskipun badan yang paling besar, tapi edak ini juga termasuk yang paling penakut. Yang paling sering dilesengi dengan sebutan "jones". Jangan pikir dia gak menarik, banyak yang suka sama dia, tapi dia yang menolak semua cinta, karena katanya belum bisa jatuh cinta, dan memang dilarang pacaran #terrible. Yang selalu gak ada di setiap perjalanan alam kami. Soalnya dia gak dikasih ijin sama orangtua untuk bepergian. Punya pandangan yang begitu sinis, tapi itu apa adanya. Pengkritik berat. Daaaaannnn, yang terakhir, pecinta warna ungu dan pemuja Arsenal.

Okey, do you know? Ini udah jam 3 pagi lebih sedikit dan meskipun belum ngantuk, I think I have to go bed and sleep. Untuk 3 cewek super lainnya tunggu besok aja ya blog. Thanks for being a good listener for me. 

P.S. : Love You. 

Unknown Emosional

Today I have watch five movies. Yeah I know may be you think that’s a little bit rude, but as you know, we are facing a long holiday now. Oh no, not long. It’s better to say that it’s such a short holiday and the saddest one. You know why? I can’t go home in this semester. I can’t meet my mother, my father, my sister and my brothers. I miss them so much. I think... I feel homesick now.


Oke, it doesn’t matter by the way. I won’t to talk about my homesick because I don’t want you to think that am a spoiled girl. A beautiful spoiled girl. Uhh!! What am I saying right now? I don’t know. I can’t understand. I just have a sudden emosional when I realize something just now. It’s such an unknown emosional. But what is that? Nothing. Just forget it. Everything’s allright. 

Kamis, 15 Januari 2015

Karena aku pengen kita cuma jalan berdua

Siang itu saat suasana kelas sudah semakin sepi, teman-teman yang lain mulai berpulangan dan meninggalkan bangkunya. Aku masih duduk di bangku milikku, yang kutahu aku memandang ke bawah, seragamku masih berwarna putih-putih, dan dinding kelasnya juga berwarna putih. Aku duduk di lorong kedua dari pintu, kira-kira di bangku barisan ke empat dari depan. Kemudian seseorang datang dari belakangku, menyuapi sesuap mie gomak langsung dengan tangannya, tanpa sendok. Kuangkat kepalaku dan kulihat wajahnya, kurasa itu David. Sekilas kulihat juga kau melewati bangkuku dari sebelah kanan. Lalu aku bertanya pada David, "Masih halalkah mie ini?" Haha.

Masih mengunyah mie itu, kau tiba-tiba datang dan duduk di bangku di depanku. Menghadap ke belakang dan melihatiku dengan senyuman. Sesekali mie itu tumpah dan kutampung dengan tangan, tapi aku sangat santai, tak sedikit pun malu meskipun kau masih melihatiku. Kemudian kau berdiri dan berhenti di samping kiriku, tepat sekali dekat dengan tanganku. Kau membungkuk, mengarahkan wajahmu ke wajahku, semakin dekat. Kau bilang, "Sehabis ini mau ke mana?" Lalu kujawab aku akan segera pulang, mungkin sebentar lagi. "Biar kita pulang berdua siang ini." Aku dengar kau bilang begitu padaku. Lalu kau menyambungnya lagi, "Hari ini kita pergi ke mana?" Yang terlintas di pikiranku adalah pegunungan dengan belerang, sejauh aku memandang semuanya hanya berwarna putih, dan hanya ada kita berdua, karena aku memang sangat ingin kita jalan hanya berdua, cuma aku dan kamu.

Setelah aku berhenti berkhayal, kelas sudah benar-benar sepi. Sekarang yang tertinggal cuma aku. Tak ada siapa pun lagi di sana, tak ada David, bahkan kamu yang tadi berdiri di sampingku. Kemudian aku pulang, aku pulang sendirian. Yang kuingat, aku pulang dari jalan yang tak biasa. Di mana-mana hanya ada kebun teh. Aku sedikit cemas tak bisa menemukan jalan keluar dari sana, kemudian aku berlari dengan kencang. Tiba-tiba aku terhenti, ada sebuah jaket di atas dahan-dahan teh itu, kuambil dan kulanjutkan perjalananku.

Sebentar kemudian kurasa aku sudah menemukan jalan keluar. Dan aku tak tahu jalan apa yang kulihat itu. Sama sekali tak mengenalinya. Dari tempatku berdiri, kulihat tiga motor melaju kencang melewatiku, yang kulihat kau mengendarai motor yang terakhir, motor hitam besar mirip motor polisi. Aku langsung berpikir kalau kau datang untuk menjemputku ke kelas yang tadi, padahal aku sudah pulang, kita tak akan jadi pulang berdua siang ini. Aku bergerak lagi keluar dari kebun teh itu, lalu Jefri dan Miduk lewat lagi dengan motor. Kali ini mereka melaju dengan lambat. Aku memanggilnya, dan mereka berdua berhenti tepat di depan sebuah warung di ujung kebun teh itu. Jefri bertanya,"Ngapain di sini? Samuel menjemputmu." Karena bingung, aku jadi menjawab, "Aku haus mau cari minuman." Mendengar itu dia langsung membelikanku minuman di warung di depan kami, kemudian bertanya lagi, "Cuma ini?" Lalu kusambung, "Aku juga mau roti kacang hijau, tiga." Miduk cuma berdiri dengan tatapan yang kurasa dia tak suka denganku. Pandangannya tak enak.

Selesai itu, aku tak ingat apa-apa lagi.

Dan akhirnya aku terbangun, jadi itu cuma mimpi.

Di mana bintang yang banyak itu, Tip?

"Malam ini langitnya indah. Ada banyak bintang di luar." Begitulah PM yang kubaca dari salah seorang teman di kontak BBM ku. Seusai menonton film berjudul The Day The Earth Stood Still, aku langsung menyingkap horden kamarku. "Di mana bintang yang banyak itu, Tip? Langitnya cuman punya satu," kataku dengan begitu kecewa. Berbicara sendiri karena memang aku sedang tak ada teman saat ini.

Apa cuman langit di luar jendelaku yang hanya punya satu bintang? Apa mungkin langit di luar jendela dia memang punya yang lebih banyak? Aku pikir akan bisa menatap langit yang seperti yang dia maksud malam ini. Ingin bercerita dengan mereka. Ternyata yang ada hanya satu. Mungkin langit menyindirku juga, memantulkan kesendirianku dengan memperlihatkan kesendirian bintang itu.

Aku rindu rumah, Tuhan. Aku mau pulang. Aku gak bisa berkata banyak, kurasa Engkau sudah tahu semuanya. Rosario yang selalu kubawa menemaniku tidur setiap malamnya, mengucap curhatan-curhatan kerinduan akan rumah dan semua keluargaku. Aku tahu Kau pasti benar-benar hadir di sudut ruangan kamar ini, memandangiku terkadang dengan tetesan air mata bukti kerinduan itu. 

Tuhan, bawa aku ke tengah-tengah mereka di dalam mimpi, untuk malam ini.