Halo
ma. Sedang apa? Sehat kan? Sudah makan? Aku juga sudah. Hari ini aku beli lauk
dan sayur dari luar. Tadi pagi aku nggak masak, soalnya nggak belanja. Pagi
tadi aku bangun jam setengah delapan. Aku masih mengerjakan tugas Akuntansi
yang deadline-nya jam sepuluh. Aku
berangkat ke kampus jam sembilan, makanya nggak sempat belanja.
Kenapa?
Ooohh, aku beli tahu tempe yang dibuat kuah kecapnya. Sayurnya aku pilih
cap-cai. Sebenarnya bukan cap-cai, tapi mirip cap-cai. Lauknya tiga ribu, dan
sayurnya empat ribu. Jadi semuanya tujuh ribu.
Ma,
sebenarnya kemarin aku ada ikut Olimpiade Pajak. Tapi kalah ma. Olimpiadenya
tingkat Prodi Perpajakan, tapi bebas perangkatan 2011, 2012, sama 2013. Awalnya
aku nggak tahu kalau ada acara olimpiade itu sampai temanku si Haris yang
kemarin bantuin aku KRS-an ngasihtau dan entah kenapa dia ngajak aku gabung
sama timnya.
Aku udah bilang supaya dia cari teman yang lain aja buat gabung
setim sama dia, aku takut ngecewain orang, aku takut nggak bisa. Tapi dia tetap
mengajakku, katanya, pengalaman itu lebih berharga daripada kemenangan.
Katanya, kami tidak mencari kejuaraan, tapi kami adalah pencari pengalaman. Kata-kata
itu yang membuatku berubah pikiran sampai akhirnya aku bergabung sama timnya.
Haris itu temanku yang kritis. Aku mengakui dia punya potensi. Dia juga orang
baik.
Yang aku bingung, kenapa dia ngajak aku ya? Aku nggak tahu kenapa dia bisa menaruh kepercayaannya kepadaku. Sejak saat itulah aku berpikir, bagaimana bisa orang lain lebih percaya pada kemampuanku ketimbang aku sendiri?
![]() |
Hariswando Saragih |
Yang aku bingung, kenapa dia ngajak aku ya? Aku nggak tahu kenapa dia bisa menaruh kepercayaannya kepadaku. Sejak saat itulah aku berpikir, bagaimana bisa orang lain lebih percaya pada kemampuanku ketimbang aku sendiri?
Setelah
beberapa hari, kami dapat satu orang lagi yang akhirnya bergabung dalam tim
kami. Namanya April. Orangnya sangat optimis, punya kemauan yang sangat besar,
berpotensi, dan gigih. Kami sudah punya persiapan.
Di awal kami sudah membagi mata kuliah apa yang jadi bagian kami masing-masing. Aku kedapatan bagian Pajak Bumi dan Bangunan, Kebijakan Umum Perpajakan, dan Akuntansi Perpajakan.
![]() |
Aprilia Wulandari |
Di awal kami sudah membagi mata kuliah apa yang jadi bagian kami masing-masing. Aku kedapatan bagian Pajak Bumi dan Bangunan, Kebijakan Umum Perpajakan, dan Akuntansi Perpajakan.
Selang
beberapa hari setelah pembagian tugas itu, Haris datang padaku dan bilang kalau
dia nggak bisa lanjut bertanding dengan kami. Ah, dia itu boss yang tidak
bertanggung jawab ternyata. Katanya karena dia bagian dari organisasi yang
melahirkan olimpiade itu, jadi nggak boleh ikut tanding. Awalnya sih dibolehin,
tapi nggak tahu kenapa ada peraturan baru yang bilang sebaliknya. Aku sempat
bilang ke Haris untuk berhenti juga. Tapi Haris ngotot kalau kami harus tetap
berjuang tanpa dia. Dan akhirnya kami mencari penggantinya, namanya Ermera. Dia
temanku asal Lombok, anaknya santai, tapi aktif di kelas.
Setelah
kami bertiga benar-benar siap, kami mendaftarkan diri dan memenuhi semua
persyaratan. Jadilah, kami ikut Olimpiade Perpajakan 2014.
Ma, babak pertama itu adalah babak penyisihan, yang dilakukan dengan cara mengerjakan 100 soal pilihan berganda.
![]() |
Ermera Hilda |
![]() |
Selamat Datang Peserta Olimpiade Pajak |
Ma, babak pertama itu adalah babak penyisihan, yang dilakukan dengan cara mengerjakan 100 soal pilihan berganda.
![]() |
Saat mengerjakan soal |
Setelah
itu kami pulang. Di jalan kami bertemu dengan salah satu dosen Perpajakan di
kampusku. Katanya kami terlalu berani setim bertiga dari angkatan 2013 semua.
Katanya, soal-soal tadi itu materi semester enam, sudah termasuk pajak
internasional. Tak mengapa, setidaknya kami sudah berani mencoba.
Ma,
tahun depan aku mau coba lagi. Aku berniat untuk tak akan gugur di babak
pertama. Harus bisa lebih hebat dari pengalaman kemarin itu. Kami memang gagal
menaklukkan Olimpiade Perpajakan 2014, tapi kami akan menaklukkan kakaknya,
Olimpiade Perpajakan 2015. Aku janji.
0 komentar:
Posting Komentar