If reading is HOT and writing is COOL. Therefore, read my writing is an awesome thing.

Jumat, 06 Juni 2014

Olimpiade Pajak 2014

Halo ma. Sedang apa? Sehat kan? Sudah makan? Aku juga sudah. Hari ini aku beli lauk dan sayur dari luar. Tadi pagi aku nggak masak, soalnya nggak belanja. Pagi tadi aku bangun jam setengah delapan. Aku masih mengerjakan tugas Akuntansi yang deadline-nya jam sepuluh. Aku berangkat ke kampus jam sembilan, makanya nggak sempat belanja.

Kenapa? Ooohh, aku beli tahu tempe yang dibuat kuah kecapnya. Sayurnya aku pilih cap-cai. Sebenarnya bukan cap-cai, tapi mirip cap-cai. Lauknya tiga ribu, dan sayurnya empat ribu. Jadi semuanya tujuh ribu.

Ma, sebenarnya kemarin aku ada ikut Olimpiade Pajak. Tapi kalah ma. Olimpiadenya tingkat Prodi Perpajakan, tapi bebas perangkatan 2011, 2012, sama 2013. Awalnya aku nggak tahu kalau ada acara olimpiade itu sampai temanku si Haris yang kemarin bantuin aku KRS-an ngasihtau dan entah kenapa dia ngajak aku gabung sama timnya. 

Aku udah bilang supaya dia cari teman yang lain aja buat gabung setim sama dia, aku takut ngecewain orang, aku takut nggak bisa. Tapi dia tetap mengajakku, katanya, pengalaman itu lebih berharga daripada kemenangan. Katanya, kami tidak mencari kejuaraan, tapi kami adalah pencari pengalaman. Kata-kata itu yang membuatku berubah pikiran sampai akhirnya aku bergabung sama timnya. Haris itu temanku yang kritis. Aku mengakui dia punya potensi. Dia juga orang baik.
Hariswando Saragih

Yang aku bingung, kenapa dia ngajak aku ya? Aku nggak tahu kenapa dia bisa menaruh kepercayaannya kepadaku. Sejak saat itulah aku berpikir, bagaimana bisa orang lain lebih percaya pada kemampuanku ketimbang aku sendiri?

Setelah beberapa hari, kami dapat satu orang lagi yang akhirnya bergabung dalam tim kami. Namanya April. Orangnya sangat optimis, punya kemauan yang sangat besar, berpotensi, dan gigih. Kami sudah punya persiapan. 
Aprilia Wulandari

Di awal kami sudah membagi mata kuliah apa yang jadi bagian kami masing-masing. Aku kedapatan bagian Pajak Bumi dan Bangunan, Kebijakan Umum Perpajakan, dan Akuntansi Perpajakan.

Selang beberapa hari setelah pembagian tugas itu, Haris datang padaku dan bilang kalau dia nggak bisa lanjut bertanding dengan kami. Ah, dia itu boss yang tidak bertanggung jawab ternyata. Katanya karena dia bagian dari organisasi yang melahirkan olimpiade itu, jadi nggak boleh ikut tanding. Awalnya sih dibolehin, tapi nggak tahu kenapa ada peraturan baru yang bilang sebaliknya. Aku sempat bilang ke Haris untuk berhenti juga. Tapi Haris ngotot kalau kami harus tetap berjuang tanpa dia. Dan akhirnya kami mencari penggantinya, namanya Ermera. Dia temanku asal Lombok, anaknya santai, tapi aktif di kelas.
Ermera Hilda
Setelah kami bertiga benar-benar siap, kami mendaftarkan diri dan memenuhi semua persyaratan. Jadilah, kami ikut Olimpiade Perpajakan 2014.
Selamat Datang Peserta Olimpiade Pajak

Ma, babak pertama itu adalah babak penyisihan, yang dilakukan dengan cara mengerjakan 100 soal pilihan berganda. 
Saat mengerjakan soal
Setelah waktu selesai, panitia langsung memeriksa hasil kerjaan kami untuk mendapatkan poin. Ma, kami salah satu tim yang gugur di babak penyisihan, babak pertama.Tapi aku nggak kecewa. Aku menganggap bahwa kami tetap jadi pemenang di pertandingan itu. Karena aku ingat persis kata-kata Haris. Kami itu bukan mencari kejuaraan, tapi pencari pengalaman. Tahun depan kan bisa coba lagi. Setidaknya kami sudah tahu strategi mengerjakannya.

Setelah itu kami pulang. Di jalan kami bertemu dengan salah satu dosen Perpajakan di kampusku. Katanya kami terlalu berani setim bertiga dari angkatan 2013 semua. Katanya, soal-soal tadi itu materi semester enam, sudah termasuk pajak internasional. Tak mengapa, setidaknya kami sudah berani mencoba.

Ma, tahun depan aku mau coba lagi. Aku berniat untuk tak akan gugur di babak pertama. Harus bisa lebih hebat dari pengalaman kemarin itu. Kami memang gagal menaklukkan Olimpiade Perpajakan 2014, tapi kami akan menaklukkan kakaknya, Olimpiade Perpajakan 2015. Aku janji.

0 komentar:

Posting Komentar