If reading is HOT and writing is COOL. Therefore, read my writing is an awesome thing.

Jumat, 06 Juni 2014

SMS Duluan

Mengirim sebuah pesan itu mudah, sangat mudah. Kau hanya perlu mengetik apa yang ingin kau katakan, kemudian pilih tombol send, dan selesai. Tapi kenapa terkadang sulit melakukannya? Wanita itu tak mudah untuk dimengerti isi hatinya. Kebanyakan dari mereka mengaku gengsi mengirim pesan terlebih dulu. Coba aja lakukan survei, kau akan menemukan delapan dari sepuluh wanita yang memilih stres menunggui pesan daripada memberanikan diri mengirim pesan duluan. Unjuk gigi gih, cewek-cewek yang merasa setuju dengan pernyataanku barusan.

Kenapa mesti takut? Kau kan tahu, kau bukan mengirim pesan pada seorang teroris. Pesan yang kau kirim bukan hantu yang terima. Bukan kepala sekolahmu yang membaca. Nggak bakalan ditangkap kok sama polisi. Nggak bakalan dibawa ke penjara. Jadi takut kenapa?

Aku menulis ini bukan karena aku seorang laki-laki yang protes sama pacar karena pacar nggak pernah ngirim pesan duluan. Aku juga wanita. Tokoh utama dari tulisan ini. Jadi kenapa aku ngomong begini? Aku juga gak tahu. Tiba-tiba aja pengen nulis begini.

Cewek-cewek bilang:
·         Nggak mungkinlah aku yang SMS duluan.
·         Gengsi aku!
·         Ah, kan aku cewek. Dia harusnya yang SMS duluan, dia cowok.
·         Di mana harga diriku sebagai cewek kalau aku yang duluan SMS dia?
·         Di mana-mana cowok yang selalu SMS duluan.
·         Dan bla bla bla bla bla.

Padahal abis mereka ngomong begitu, pasti bilang begini lagi:
·         Nggak di-SMS dia aku (sambil bete).
·         Tapi rindu aku sama dia. Ku SMS lah?
·         Nggak enak ya jadi cewek, bisanya cuma nunggu.

Aku pernah berdebat sama adikku yang cowok. Aku bilang begitu tuh, kalau jadi cewek itu rasanya gak enak, bisanya cuma nunggu. Nggak tahu penantiannya bakal berujung indah atau malah mengecewakan. Cowok yang enak, bisa sesuka hati menentukan pilihannya. Bisa bertindak kapan aja. Tapi adikku malah menentang. Dia bilang kalau cewek yang sebenarnya lebih menyenangkan. Apa cewek pernah mikir gimana sulitnya perjuangan seorang cowok? Iya kalau cewek terima. Kalau cewek nolak? Rasanya udah benar-benar kalah. Cewek yang enak. Tugasnya tinggal nunggu. Eh, cowok malah harus berpikir keras gimana cara bertindak yang baik.

Jadi, aku sebagai penulis dari makalah ini,..... Eh, makalah? Emang ini makalah? Mata pelajaran apa? Mata kuliah apa? Mata kuliah “SMS DULUAN”. Ya enggaklah, becanda kok.  Oke serius, kembali ke topik. Jadi, aku menyarankan. Siapa yang punya perasaan duluan, dia yang mengungkapkan. Siapa yang pengen ngomong duluan, ya udah dia yang ngirim pesan duluan. Gampang kan? Gampang-gampang susah maksudnya. Haha.

0 komentar:

Posting Komentar