Semua orang rumah bahagia dan aku tersiksa. Itulah saat-saat di mana DURIAN meraja lela di ruangan mana pun di rumah ini.
Pagi tadi aku dibangunin sama bapakek jam sembilan untuk jemur kain. Abis cuci muka aku langsung ke dapur buat ngecek mesin cuci dan mengurus kain-kain cucian yang harus kujemur. Nggak pake mandi, satu harian ini aku terlalu malas untuk bergerak, bahkan untuk mengurus diriku sendiri. Maaf ya my body, I am so sorry for that. Harapannya sih, jerawat jangan sampai bertingkah aja, jangan sampai mekar kayak sayuran yang ditanam mamakek di halaman samping rumah. 

Waktu aku ke dapur, aku kan masih setengah sadar, soalnya nyawaku belum kumpul semua. Terus aku nunduk di depan rak piring untuk ambil ember yang udah diisi sama selimut yang baru selesai dicuci. Karena nyawaku masih belum kumpul semua, jadinya aku agak-agak susah gitu buat angkat embernya. Eh, tiba-tiba aku ngerasa ada sesuatu yang mengganggu penglihatan, penciuman, dan seluruh jiwa ragaku. Oh noo, it was durian maeee 

You know, this is like a torment for me. Mereka juga sering jahil makan durian pas di depanku. Kadang pas makan juga nasinya dicampur sama durian. Jadi dibikin kayak lauk tambahan gitu. Oh meeennn, cuci tangan juga di kobokan yang sama. Arrggghhh 

Makanya satu harian ini aku nggak banyak keluar kamar. Cuma setia sama HP, laptop dan tempat tidur. Untung ada wifi jadinya nggak terlalu bosan. If they ask me, "what's wrong with durian?" I said, "I have a serious problem with them!"
0 komentar:
Posting Komentar