Oke sekarang aku tahu kenapa mereka tak pernah percaya bahwa aku sudah dewasa. Kadang mengakui sesuatu yang salah itu terasa sangat sulit. Usia boleh saja sudah menginjak kata dewasa, tapi tak bisa dipungkiri kalau sebenarnya sifatku belum sedewasa usiaku. Mama aku minta maaf. Kau hanya tak begitu tahu apa yang sedang terjadi pada putri pertamamu. Kata-kata orang sekitar sudah cukup hebat mempengaruhi pikiranku. Aku pernah bilang ingin menjadi seorang psikolog, tapi saat ini yang ada aku malah sangat membutuhkan seorang psikolog untuk diriku sendiri. Bahkan aku tak mengerti cara terbaik untuk mengatur jalan pikiranku. Ke mana ilmu psikologi itu? Bahkan untuk memecahkan masalahku sendiri pun aku tak pernah mampu. Jangan pikir aku tak pernah mencoba. Tak ada hal lain yang lebih kusayangi kecuali kalian berlima. Seberapa sering aku menyakiti kalian hanya karena masalah pribadi yang kubawa ke dalam rumah? Aku tahu aku salah. Aku tak begitu pandai untuk bercerita tentang sesuatu yang mengganggu pikiranku. Tapi menyembunyikannya pun aku tak pernah berhasil. Kini aku sadar, kalau ternyata wajar kalian selalu bertanya-tanya tentang di mana letak kedewasaanku. Jujur aku juga tak menyukai semua itu. Yang pasti aku selalu salah. Aku mengakui aku selalu salah. Mama maafkan aku. Kalian tak perlu khawatir seberapa sering aku membawa nama kalian ke dalam doa, karena setiap kali bangun dan akan tidur, pastikan aku menyebut nama-nama itu dengan sepenuh hatiku. Semua tingkahku yang mengecewakan, itu tak sepenuhnya melambangkan seberapa besar cintaku di dalam rumah ini. Kalau kalian ingin tahu, jawabannya adalah tak terkira. Aku yang tak mengerti di mana tempat terbaik untuk menempatkan masalahku.
I am really sorry mama.
I am really sorry mama.

0 komentar:
Posting Komentar